Haii, aku mau cerita ya. Sebelomnya maaf kalau ceritanya jelek, juga kalau nggak serem. Ok, langsung ke inti-nya aja ya,
Saat itu malam Jum'at Kliwon, langit terlihat mendung, juga disertainya kabut yang menutupi cahaya indah rembulan. ceritanya aku lagi jalan pulang dari Yogyakarta, naek Bus. Pas udah sampe ke rumah, tepatnya di Bandung, Jawa Barat.
Tanpa Kusadari aku masih di Yogyakarta, "Loh kok?!?" padahal udah 2 jam di Bus. Pas keluar, eh.. masih di terminal. Lalu aku teringat sesuatu saat di bus. Penumpang tersebut pada pucat pasi. Kan pas keluar aku udah nyerahin uang 20.000 an, kulihat lagi kembaliannya... 'Kapas Bekas DARAH!!'. Liat kiri-kanan sepi banget, terus ada orang teriak-teriak sambil menghampiriku. "De, kamu nggak capek udah lama disini? sekarang udah jam setengah sebelas lo" kata bapak itu.
Pas aku liat jam tangan aku pingsan deh. xD beneran lhoo
CERITA HANTU BLOG.
Sabtu, 25 Juni 2011
Kejadian Aneh Yang Aku Alami (Sebuah Kisah Nyata)
Kesha: Cerita Misteri : Kejadian Aneh Yang Aku Alami (Sebuah Kisah Nyata)
Kejadian ini sudah belangsung sekitar 2 tahun yang lalu, sebenarnya saya juga segan menceritakan hal ini, karena kuatir dianggap mengada-ada, tapi ini cerita sebenarnya.
Saya seorang yang tidak percaya sama hal2 mistis atau gaib, meskipun sudah pernah mengalami kejadian tsb, saya juga masih tidak percaya hal-hal begitu sampai sekarang.
Di komplek perumahan yang saya tinggal, kami membangun sebuah pos untuk warga berkumpul, dan kami sering berkumpul hingga larut malam, kadang sampai jam 2 pagi, ngobrol-ngobrol dll. Tapi kami tidak pernah siskamling komplek, karena ada petugas security yg sudah menjadi tugasnya.
Tapi pada malam itu, entah kenapa kami iseng keliling, waktu itu jam menunjukkan antara pukul 24 - 01 tengah malam, saya beserta 3 teman lainnya, salah seorang yg bernama Karim, badannya sangat gemuk, kira2 120 kg beratnya, kami memulai dari gang sebelah pos, baru berjalan kira2 50 meter (sekitar 8 rumah), dalam suasana gelap, kami melihat sesuatu dibawah pohon, kami pikir itu anjing, kami dekati, tapi tiba-tiba dia merintih....
"Ampuuuuunn....ampuuunnnnn........"
Waks!.... semua langsung langkah seribu...!!! Kabur....!!! si Karim, larinya paling kencang di depan (sampai skr gw masih heran, kok bisa dia yg paling kencang larinya). Sesampai di pos, semua terheran2 lihat kita teriak2. Setelah kami ceritakan, kita datangi rame2 (beraninya rame2 yah...), dan pada bawa kayu. Setelah mendekat, ternyata ada seorang perempuan sedang menyembah2 dibawah pohon, sambil merintih ampun..ampun.. dan setelah diperhatikan lagi, ternyata dia adalah pembantu RT nya teman aku, ko Acin yg biasanya sering ikut ngumpul di pos, tp pd hari itu dia di rumah. Setelah rumahnya di gedor, dan dicek, kami semua terheran2, bagaimana itu pembantu bisa keluar dari rumah? Pagar, pintu dalam keadaan terkunci dan kuncinya masih ada didalam.
Kejadian ini tidak berhenti pada hari itu saja, beberapa hari kemudian, kami menemukan dia ada didalam rumah kosong, 2 rumah dari rumah majikannya, petugas keamanan kami panggil, untuk mendobrak jendela rumah itu, entah bagaimana dia bisa masuk, yg jelas sebelum mendobrak jendela, kita sudah periksa jalan masuknya dia, tetapi semua dalam keadaan terkunci, dan rumah majikannya jg dalam keadaan terkunci rapi, dan kunci ada di dalam. Demikian pula, beberapa hari kemudian lagi, kami menemukan dia jam 10 malam di rumah kosong itu lagi dalam keadaan basah kuyup dan badan penuh cakaran, sewaktu di tanyakan kenapa kok basah kuyup dan penuh cakaran, dia bilang dia diceburin kedalam bak penampungan air oleh istrinya "siluman penjaga", katanya silumannya berbentuk siluman ayam dan badannya dicakar2 oleh si "istri", sebab si istri marah karena si "suami" bermaksud menjadikan dia istri.
Selang seminggu, kami sedang cerita2 kejadian ini, dan ada seorang teman, Felix, yg tidak percaya sambil mengejek2 kami, belum 1 menit dia mengejek, tiba2 dari dahinya mengeluarkan darah, dan tambah lama tambah deras, dia segera pulang dan mengompres pake es batu, di kasih macam2, termasuk bubuk kopi, dan 1/2 jam keluar lagi ke pos masih dg dahi dan kaus yg masih berdarah2 minta diantar ke Rumah Sakit, kami antar ke RS Pantai Indah Kapuk, ketika di RS, pendarahan sudah berhenti. Ketika kami berbicara ttg keanehan ini sambil menunggu kemungkinan darah keluar lagi di UGD, tiba2 si suster ikut nimbrung; "Bapak percaya tidak dg hal2 yg gaib? Soalnya dahinya bapak tidak ada bekas luka sama sekali, tadi sudah di cek sama dokter dan dokter jg bingung..."
Saya seorang yang tidak percaya sama hal2 mistis atau gaib, meskipun sudah pernah mengalami kejadian tsb, saya juga masih tidak percaya hal-hal begitu sampai sekarang.
Di komplek perumahan yang saya tinggal, kami membangun sebuah pos untuk warga berkumpul, dan kami sering berkumpul hingga larut malam, kadang sampai jam 2 pagi, ngobrol-ngobrol dll. Tapi kami tidak pernah siskamling komplek, karena ada petugas security yg sudah menjadi tugasnya.
Tapi pada malam itu, entah kenapa kami iseng keliling, waktu itu jam menunjukkan antara pukul 24 - 01 tengah malam, saya beserta 3 teman lainnya, salah seorang yg bernama Karim, badannya sangat gemuk, kira2 120 kg beratnya, kami memulai dari gang sebelah pos, baru berjalan kira2 50 meter (sekitar 8 rumah), dalam suasana gelap, kami melihat sesuatu dibawah pohon, kami pikir itu anjing, kami dekati, tapi tiba-tiba dia merintih....
"Ampuuuuunn....ampuuunnnnn........"
Waks!.... semua langsung langkah seribu...!!! Kabur....!!! si Karim, larinya paling kencang di depan (sampai skr gw masih heran, kok bisa dia yg paling kencang larinya). Sesampai di pos, semua terheran2 lihat kita teriak2. Setelah kami ceritakan, kita datangi rame2 (beraninya rame2 yah...), dan pada bawa kayu. Setelah mendekat, ternyata ada seorang perempuan sedang menyembah2 dibawah pohon, sambil merintih ampun..ampun.. dan setelah diperhatikan lagi, ternyata dia adalah pembantu RT nya teman aku, ko Acin yg biasanya sering ikut ngumpul di pos, tp pd hari itu dia di rumah. Setelah rumahnya di gedor, dan dicek, kami semua terheran2, bagaimana itu pembantu bisa keluar dari rumah? Pagar, pintu dalam keadaan terkunci dan kuncinya masih ada didalam.
Kejadian ini tidak berhenti pada hari itu saja, beberapa hari kemudian, kami menemukan dia ada didalam rumah kosong, 2 rumah dari rumah majikannya, petugas keamanan kami panggil, untuk mendobrak jendela rumah itu, entah bagaimana dia bisa masuk, yg jelas sebelum mendobrak jendela, kita sudah periksa jalan masuknya dia, tetapi semua dalam keadaan terkunci, dan rumah majikannya jg dalam keadaan terkunci rapi, dan kunci ada di dalam. Demikian pula, beberapa hari kemudian lagi, kami menemukan dia jam 10 malam di rumah kosong itu lagi dalam keadaan basah kuyup dan badan penuh cakaran, sewaktu di tanyakan kenapa kok basah kuyup dan penuh cakaran, dia bilang dia diceburin kedalam bak penampungan air oleh istrinya "siluman penjaga", katanya silumannya berbentuk siluman ayam dan badannya dicakar2 oleh si "istri", sebab si istri marah karena si "suami" bermaksud menjadikan dia istri.
Selang seminggu, kami sedang cerita2 kejadian ini, dan ada seorang teman, Felix, yg tidak percaya sambil mengejek2 kami, belum 1 menit dia mengejek, tiba2 dari dahinya mengeluarkan darah, dan tambah lama tambah deras, dia segera pulang dan mengompres pake es batu, di kasih macam2, termasuk bubuk kopi, dan 1/2 jam keluar lagi ke pos masih dg dahi dan kaus yg masih berdarah2 minta diantar ke Rumah Sakit, kami antar ke RS Pantai Indah Kapuk, ketika di RS, pendarahan sudah berhenti. Ketika kami berbicara ttg keanehan ini sambil menunggu kemungkinan darah keluar lagi di UGD, tiba2 si suster ikut nimbrung; "Bapak percaya tidak dg hal2 yg gaib? Soalnya dahinya bapak tidak ada bekas luka sama sekali, tadi sudah di cek sama dokter dan dokter jg bingung..."
Bercumbu dengan Arwah di Pulau Komodo
Malam semakin larut, udara semakin dingin. Angin dari arah barat menerpa keras villa kami, Villa Damar, yang berlokasi di Bukit Antajaya, Teluk Singkap, Pulau Komodo,
Nusa Tenggara Timur.
Sudah satu minggu kami sekeluarga meninggalkan Jakarta dan berlibur di Pulau Komodo. Papa punya lahan pertanian peninggalan kakek, yang dikelola oleh warga setempat bernama Lumbu Paningga. Tanah seluas 100 hektar itu ditanami kopi. Walau jenis pohon ini masih langka di NTT, tapi papa memaksakan perkebunan itu untuk hidup. Hasilnya lumayan, kopi jenis arabika dan robusta telah dapat dinikmati hasilnya.
Di tengah kebun, tepatnya di bukit yang diberi nama Antajaya, dibangun villa dari tembok, dua lantai dengan mengarah ke laut Sumba. Papa sangat suka daerah itu. Mama juga begitu, mereka benar-benar menikmati hari-hari liburan di villa kami. Mama juga ikut menanam durian bangkok dan rambutan ace yang bibitnya didatangkan dari Sukabumi, Jawa Barat. Setiap hari mama bersama isteri Pak Lumbu Paningga bercocok tanam. Se¬mentara aku benar-benar kesepian. Tidak ada teman dan tidak ada kegiatan yang menarik perhatianku di Pulau Komodo.
Sore itu aku melamun di beranda villa lantai dua. Bayanganku jauh kepada Ranti, Evan dan Dina di Jakarta. Teman-temanku itu sedang beristirahat ramai-ramai di Carita, Banten. Aku benar-benar merindukan mereka, ingin berkumpul, bercanda, berbagi bahagia dengan mereka. Tapi dari awal Papa marah. Mama juga begitu. Mereka tidak memperbolehkan aku ikut rombongan itu. Papa dan Mama memaksaku ikut ke NTT, bersama mereka. Walau batinku berontak, aku terpaksa juga melakukan perjalanan yang me¬le¬lahkan itu. Kami naik pesawat ke Lombok. Dari bandar Selaparang kami ke Amepanan, naik kapal Yach milik papa di kota itu lalu berlayar ke Pulau Komodo. Selama perjalan¬an aku berdiam diri. Mama berusaha membujukku agar aku lebih enjoy, begitu juga dengan papa. Tapi karena aku jengkel, kesal dan gundah gulana, maka bibirku tak bisa juga tersenyum.
Sesampainya di villa, pikiranku semakin kacau. Aku ditanya papa dan mama, mau apa aku di situ. Mereka menjanjikan mobil baru, bila aku mau tertawa. Tapi aku tidak bergeming, aku melamun dan melamun saja. Bayanganku tetap pada teman-temanku yang bawel, lucu dan juga konyol. Bayanganku terus terbang di antara mereka. Aku membayangkan betapa indahnya bertamasya di Carita dengan mereka. “Jadi apa sebenarnya yang kau mau?” bentak Papa, setelah bosan merayuku agar aku mau tersenyum dan enjoy bersama mereka. Tiba-tiba keberanianku muncul untuk melawan Papa dan aku berkata keras. “Papa, keinginanku hanya satu, aku minta pulang ke Jakarta sekarang juga!” kataku.
Papa marah besar mendengar jawabanku ini. Begitu juga dengan Mama. “Kalau itu permintaanmu, Papa tidak akan kabulkan sampai kapanpun. Kau harus tetap di sini sampai tujuh hari ke depan!” bentak Papa, sambil berlalu.
Sore itu, hari Selasa Wage, 20 De¬sem¬ber 2001, aku benar-benar terpukul. Aku menangis habis-habisan di kamar tidurku di lantai dua. Kukunci rapat pintu kamarku sambil menumpahkan kekesalanku pada guling dan bantal. Aku mengadu pada dua benda yang jadi sahabat baikku selama tinggal di Villa Damar. Anehnya, bantal itu seakan bicara padaku. “Dita, janganlah kau bersedih. Hapuslah airmatamu, karena airmatamu itu tidak akan menyelesaikan persoalanmu. Tunggulah sampai seminggu, setelah itu kalian akan pulang ke Jakarta dan kau akan berbahagia bersama teman-temanmu di ibukota, ayolah Dita!” bisik bantal itu, membujukku.
Aneh memang. Malah bantal itu menganjurkan agar aku duduk di beranda depan villa di lantai dua itu. Aku menurut saja apa katanya. Aku duduk di beranda sambil memandang alam sekitar yang sebe¬narnya cukup indah. Laut Sumba kulihat begitu elok dan rupawan. Layar-layar perahu nelayan sudah mulai melaut dengan lampu petromaks kelap kelip terlihat dari kejauhan. “Mereka bertarung melawan badai demi isteri dan anak-anak mereka di rumah!” kata seorang laki-laki tampan yang tiba-tiba muncul di belakangku. “Hei, kamu siapa? Bagaimana kamu bisa masuk ke villa ini?” tanyaku, ketus.
Laki-laki itu menerangkan, bahwa dia adalah ponakan dari Pak Lumbu Paranggi pengelola ladang kami. “Aku baru datang dari Jakarta untuk mengunjungi pamanku di sini. Aku tinggal di Pondok Indah, Jalan Sekolah Duta 19 Nomor 45 B, tidak jauh dari rumah Anda!” katanya. Aku langsung melemah. Laki-laki tampan umur 24 tahunan itu ternyata tetanggaku di Jakarta Selatan. “Aku baru saja datang dan paman menyuruhku menemuimu di sini!” desisnya.
Singkat cerita, kamipun akrab. Banyak hal yang kami obrolkan dan pembicaraan sangat nyambung dan lancar. Habis ngobrol, tak terasa pukul 23.00 WIT. Papa dan Mama sudah tertidur. Entah kenapa, seperti dapat siraman kata magis, aku melakukan adegan mesra dengan laki-laki asing itu. Kami bergumul hot walau tidak sampai melakukan hubungan intim. Laki-laki itupun tidak menuntut untuk minta keperawananku malam itu. Pukul 23.30 WIT dia minta pamit. Akupun melepas kepergiannya meninggalkan villa di dalam gelap.
Besoknya dengan semangat tinggi aku menemui Pak Lumbu untuk minta bertemu kembali dengan laki-laki yang mengaku bernama Indra itu. Pak Lumbu kaget dan menyerangku dengan ragam pertanyaan mendetil. Kuceritakan ciri-ciri serta bentuk khas Indra seperti yang dipertanyakan Pak Lumbu. Lalu, dengan airmata menggenang di pipinya, Pak Lumbu bertutur, bahwa Indra itu memang keponakan yang paling disayanginya. Karena Pak Lumbu tidak punya anak, maka Indra dijadikannya anak angkat dan tinggal di rumah adik bungsunya di Pondok Indah. Tapi, kata Pak Lumbu, Indra sudah meninggal lima tahun yang lalu dalam sebuah kecelakaan laut teng¬gelam di Laut Sumba, terjatuh dari kapal nelayan milik Pak Lumbu. Mayatnya sudah terkubur di belakang villa, di kebun milik Pak Lumbu. Malam itu, Pak Lumbu menyesalkan kenapa tidak sempat jumpa dengan anak angkat kesayangannya itu. Tapi justru Nona yang bertemu, kenapa bukan saya? Sesal pak Lumbu. Penyesalan Pak Lumbu itu, menjadi guncangan batin dan gelegak jantungku. Oh Tuhan, tadi malam aku ternyata bercumbu dengan arwah yang sudah lima tahun lalu terkubur. Duh Gusti.
(Cerita ini terjadi pada Dita Puspitasari. Tina F. Belitang menuliskan kisah mistis ini)
Nusa Tenggara Timur.
Sudah satu minggu kami sekeluarga meninggalkan Jakarta dan berlibur di Pulau Komodo. Papa punya lahan pertanian peninggalan kakek, yang dikelola oleh warga setempat bernama Lumbu Paningga. Tanah seluas 100 hektar itu ditanami kopi. Walau jenis pohon ini masih langka di NTT, tapi papa memaksakan perkebunan itu untuk hidup. Hasilnya lumayan, kopi jenis arabika dan robusta telah dapat dinikmati hasilnya.
Di tengah kebun, tepatnya di bukit yang diberi nama Antajaya, dibangun villa dari tembok, dua lantai dengan mengarah ke laut Sumba. Papa sangat suka daerah itu. Mama juga begitu, mereka benar-benar menikmati hari-hari liburan di villa kami. Mama juga ikut menanam durian bangkok dan rambutan ace yang bibitnya didatangkan dari Sukabumi, Jawa Barat. Setiap hari mama bersama isteri Pak Lumbu Paningga bercocok tanam. Se¬mentara aku benar-benar kesepian. Tidak ada teman dan tidak ada kegiatan yang menarik perhatianku di Pulau Komodo.
Sore itu aku melamun di beranda villa lantai dua. Bayanganku jauh kepada Ranti, Evan dan Dina di Jakarta. Teman-temanku itu sedang beristirahat ramai-ramai di Carita, Banten. Aku benar-benar merindukan mereka, ingin berkumpul, bercanda, berbagi bahagia dengan mereka. Tapi dari awal Papa marah. Mama juga begitu. Mereka tidak memperbolehkan aku ikut rombongan itu. Papa dan Mama memaksaku ikut ke NTT, bersama mereka. Walau batinku berontak, aku terpaksa juga melakukan perjalanan yang me¬le¬lahkan itu. Kami naik pesawat ke Lombok. Dari bandar Selaparang kami ke Amepanan, naik kapal Yach milik papa di kota itu lalu berlayar ke Pulau Komodo. Selama perjalan¬an aku berdiam diri. Mama berusaha membujukku agar aku lebih enjoy, begitu juga dengan papa. Tapi karena aku jengkel, kesal dan gundah gulana, maka bibirku tak bisa juga tersenyum.
Sesampainya di villa, pikiranku semakin kacau. Aku ditanya papa dan mama, mau apa aku di situ. Mereka menjanjikan mobil baru, bila aku mau tertawa. Tapi aku tidak bergeming, aku melamun dan melamun saja. Bayanganku tetap pada teman-temanku yang bawel, lucu dan juga konyol. Bayanganku terus terbang di antara mereka. Aku membayangkan betapa indahnya bertamasya di Carita dengan mereka. “Jadi apa sebenarnya yang kau mau?” bentak Papa, setelah bosan merayuku agar aku mau tersenyum dan enjoy bersama mereka. Tiba-tiba keberanianku muncul untuk melawan Papa dan aku berkata keras. “Papa, keinginanku hanya satu, aku minta pulang ke Jakarta sekarang juga!” kataku.
Papa marah besar mendengar jawabanku ini. Begitu juga dengan Mama. “Kalau itu permintaanmu, Papa tidak akan kabulkan sampai kapanpun. Kau harus tetap di sini sampai tujuh hari ke depan!” bentak Papa, sambil berlalu.
Sore itu, hari Selasa Wage, 20 De¬sem¬ber 2001, aku benar-benar terpukul. Aku menangis habis-habisan di kamar tidurku di lantai dua. Kukunci rapat pintu kamarku sambil menumpahkan kekesalanku pada guling dan bantal. Aku mengadu pada dua benda yang jadi sahabat baikku selama tinggal di Villa Damar. Anehnya, bantal itu seakan bicara padaku. “Dita, janganlah kau bersedih. Hapuslah airmatamu, karena airmatamu itu tidak akan menyelesaikan persoalanmu. Tunggulah sampai seminggu, setelah itu kalian akan pulang ke Jakarta dan kau akan berbahagia bersama teman-temanmu di ibukota, ayolah Dita!” bisik bantal itu, membujukku.
Aneh memang. Malah bantal itu menganjurkan agar aku duduk di beranda depan villa di lantai dua itu. Aku menurut saja apa katanya. Aku duduk di beranda sambil memandang alam sekitar yang sebe¬narnya cukup indah. Laut Sumba kulihat begitu elok dan rupawan. Layar-layar perahu nelayan sudah mulai melaut dengan lampu petromaks kelap kelip terlihat dari kejauhan. “Mereka bertarung melawan badai demi isteri dan anak-anak mereka di rumah!” kata seorang laki-laki tampan yang tiba-tiba muncul di belakangku. “Hei, kamu siapa? Bagaimana kamu bisa masuk ke villa ini?” tanyaku, ketus.
Laki-laki itu menerangkan, bahwa dia adalah ponakan dari Pak Lumbu Paranggi pengelola ladang kami. “Aku baru datang dari Jakarta untuk mengunjungi pamanku di sini. Aku tinggal di Pondok Indah, Jalan Sekolah Duta 19 Nomor 45 B, tidak jauh dari rumah Anda!” katanya. Aku langsung melemah. Laki-laki tampan umur 24 tahunan itu ternyata tetanggaku di Jakarta Selatan. “Aku baru saja datang dan paman menyuruhku menemuimu di sini!” desisnya.
Singkat cerita, kamipun akrab. Banyak hal yang kami obrolkan dan pembicaraan sangat nyambung dan lancar. Habis ngobrol, tak terasa pukul 23.00 WIT. Papa dan Mama sudah tertidur. Entah kenapa, seperti dapat siraman kata magis, aku melakukan adegan mesra dengan laki-laki asing itu. Kami bergumul hot walau tidak sampai melakukan hubungan intim. Laki-laki itupun tidak menuntut untuk minta keperawananku malam itu. Pukul 23.30 WIT dia minta pamit. Akupun melepas kepergiannya meninggalkan villa di dalam gelap.
Besoknya dengan semangat tinggi aku menemui Pak Lumbu untuk minta bertemu kembali dengan laki-laki yang mengaku bernama Indra itu. Pak Lumbu kaget dan menyerangku dengan ragam pertanyaan mendetil. Kuceritakan ciri-ciri serta bentuk khas Indra seperti yang dipertanyakan Pak Lumbu. Lalu, dengan airmata menggenang di pipinya, Pak Lumbu bertutur, bahwa Indra itu memang keponakan yang paling disayanginya. Karena Pak Lumbu tidak punya anak, maka Indra dijadikannya anak angkat dan tinggal di rumah adik bungsunya di Pondok Indah. Tapi, kata Pak Lumbu, Indra sudah meninggal lima tahun yang lalu dalam sebuah kecelakaan laut teng¬gelam di Laut Sumba, terjatuh dari kapal nelayan milik Pak Lumbu. Mayatnya sudah terkubur di belakang villa, di kebun milik Pak Lumbu. Malam itu, Pak Lumbu menyesalkan kenapa tidak sempat jumpa dengan anak angkat kesayangannya itu. Tapi justru Nona yang bertemu, kenapa bukan saya? Sesal pak Lumbu. Penyesalan Pak Lumbu itu, menjadi guncangan batin dan gelegak jantungku. Oh Tuhan, tadi malam aku ternyata bercumbu dengan arwah yang sudah lima tahun lalu terkubur. Duh Gusti.
(Cerita ini terjadi pada Dita Puspitasari. Tina F. Belitang menuliskan kisah mistis ini)
BERGAUL DENGAN PELACUR CANTIK YANG SUDAH LAMA MENINGGAL
Dipecat dari pekerjaan sebagai General Manager Marine View di Jackson Island, Frank Lampard, 41 tahun, membuka usaha Sex Shop di Kingcross, Sydney, Australia. Modal usaha toko kelontong yang menjual pernik kenikmatan ranjang dan alat-alat imitasi seksual itu dijalaninya dengan serius. Hasilnya cukup menggembirakan. Perharinya, Frank bisa memasukan uang sebesar 30 ribu dollar Australia dengan rasio keuntungan 25 persen.
Yang jadi masalah besar bagi Frank, hanya sewa tempat yang cukup tinggi, berikut pajak usaha dan pajak-pajak lain seperti restrebusi parkir dan juga PPN yang cukup besar. Tapi pria bujang tua itu tetap saja melenggang dengan usahanya, walau margin keuntungan begitu tipis setelah menghitung pajak ini dan itu yang memberatkan.
Pada suatu malam, sekitar 19.45. waktu Sydney, datang seorang gadis cantik memakai blus merah dengan sal putih di lehernya. Gadis berambut hitam gelap itu berwajah Puerto Rico, suatu negara kecil di Amerika Selatan. Dengan wajah sumringah, gadis yang mengaku PSK di Bondi Beach itu memesan Electric Pomp merk Masculine Talk untuk kenikmatan sebelum tidur. Semacam vibrator karet perangsang kenikmatan seks.
"Aku selalu menggunakan alat itu sebelum melayani tamu. Oleh karena itulah aku bertahan selama 10 tahun sebagai pekerja seks komersial, PSK!" desis gadis itu, sambil memainkan kunci sedan Porche warna biru laut yang terparkir di toko Frank.
Walau mencuat perasaan ingin tahu menggantung di batin Frank, tapi laki-laki asal Derby County Inggris Utara itu berdiam diri saja. Batinnya, bagaimana seorang pelacur seperti itu menggunakan alat agar dia juga merasa puas dalam melayani tamu. Tapi walau Fank tidak bertanya, gadis umur 35 tahunan mengaku bernama Lila Caparita itu bercerita dengan sendirinya.
"Tidak adil dong kalau saya hanya memuaskan pelanggan sementara saya menderita. Walau saya dibayar saat melakukan hubungan seks, saya pun harus menikmati hubungan intim itu secara total," desis wanita berkulit agak coklat dan cantik itu.
Frank terus mencari barang yang sedang dicari gadis itu. Tapi sampai 20 menit benda itu tidak ditemukan. Namun Frank yakin bahwa benda yang dicarinya masih ada satu, pekan lalu terjual empat unit.
"Aku yakin barang yang anda cari ada, tapi aneh, kemarin saya masih lihat di sini adanya, tapi sekarang kok tidak ada lagi ya?" tanya Frank, tidak menuntut jawaban.
Mendengar Frank mengoceh sendiri, Lila Carparita menggoyang-goyangkan kepalanya. Sementara kunci Porche terjatuh ke lantai dan dia memungutnya. Tapi kunci itu ternyata masuk ke bawah kolong rak VCD dan LD yang terpajang di bagian depan. Lila minta bantuan Frank mencari kunci Porche itu. Karena mempertimbangkan pelayanan pelanggan, Frank berbaik hati mencari kunci bergantungan simbol lovers itu.
"Oh, terima kasih Anda membantu mencari kunci saya yang terjatuh!" ungkap Lila, berbasa-basi.
"Ah, tidak apa-apa, don't mention it!" tekannya.
Anehnya, kunci itu ternyata tidak ditemukan. Di kolong rak, di kolong meja kasir dan kolong safety box pun, tidak ada.
"Kemana kunci Anda itu?" tanya Frank.
Perempuan ayu kemayu itu menggeleng, kemudian mengembangkan kedua tangannya pertanda tidak mengerti.
"Oh, misterius! Tempat ini tempat misterius!" celetuknya.
Pencarian kunci itu berlangsung lama. Untung malam itu tidak ada pembeli lain yang masuk. Frank Lampard berdua saja dengan Lila dan mereka terus mencari kunci kontak itu ke tiap pojok. Makin jauh pencarian, makin tidak ada setitik pun tanda-tanda kunci itu akan ditemukan.
"Gila, benar-benar gila, kemana kunci itu?" batin Frank.
Tidak terasa, waktu menunjukkan pukul 21.00 malam. Jam itu adalah jam toko Frank harus tutup. Sementara kunci mobil itu belum ditemukan juga.
"Bagaimana kalau Anda telepon ke rumah dan minta dikirim kunci duplikat mobil itu?" usul Frank.
"Oh, maaf Tuan, kunci duplikat yang Anda maksud, saya tidak mempunyai. Duplikat kunci mobil itu adalah yang hilang ini, sementara yang aslinya sudah lama hilang!" jawab Lila.
"Jadi bagaimana caranya, kunci yang jatuh itu tidak ditemukan sama sekali di sini. Atau bagaimana kalau saya telepon montir dan dashboard dibuka, kabel kontak disambungkan dari dalam. Biasanya hal itu dapat dilakukan bila kunci hilang dan keadaan darurat. Bagaimana, saya telepon montir panggilan di nomor 3344 sekarang?" desak Frank.
"Anda mengusulkan cara itu karena Anda mau buru-buru menutup toko ini kan?" tanya Lila.
"Jujurnya iya, Nona. Jam sudah menunjukkan angka 9.15 malam, toko ini malah biasa saya tutup pukul sembilan. Jadi, maaf Nona, saya harus menutup toko ini!" kata Frank.
"Ya, ya, saya emang mengganggu Anda, ya, saya telah merepotkan Anda karena kunci itu. Tapi mana Electric Pomp yag saya pesan tadi?" tanya Lila.
Frank baru ingat, perempuan itu mau beli suatu barang, tapi sebelum barang itu ditemukan, barang yang lain, yaitu kunci Porche hilang. Maka itu, selama beberapa jam, perhatian berubah dari Electric Pomp ke kunci kontak yang raib.
Barang yang dipesan ternyata ditemukan. Adanya di rak pojok kanan ujung tertutup dibalik korset karet. Benda itu segera diberikan Frank kepada Lila, dan Lila mengamati benda itu.
"Oh, bagus, ini original dan inilah yang biasa saya gunakan!" celetuknya.
"Oke, oke, saya ambil barang ini. Oh ya, berapa harganya? Saya kok tidak melihat lebel harga di produk ini!" pancing Lila.
Frank kembali memegang benda itu dan mencari lebel harga komputer yang biasa tertera di sisi kanan bungkus plastik bening.
"Oh, maaf Nona, lebelnya terhapus karena kaver barang ini pernah terkena bensin. Harganya 700 dollar. Ya hanya 700 dollar!" sungut Frank.
Lila mengeluarkan dompet di dalam tas gantungnya. Setelah menghitung-hitung uang dalam dompet, Lila pun memberikan tujuh lembar pecahan seratus dollar kepada Frank. Lila memasukkan benda itu ke dalam tasnya lalu pamit pergi meninggalkan Frank.
"Terima kasih tuan, maaf saya telah merepotkan Anda malam ini!" sorong Lila.
"Tapi bagaimana cara Anda menjalankan mobil Anda itu?" tanya Frank serius.
"Tenang tuan, saya bisa membuka pintu dan menghidupkan mesin mobil itu dengan satu telunjuk kiri!" katanya, cuek, sambil berlalu.
Ekor mata Frank terus membuntuti punggung gadis itu. Dengan langkah pasti dia mendekati Porche dan mengacungkan telunjuk kirinya ke arah pintu. Benar saja, pintu secara otomatis terbuka dan Lila masuk ke dalamnya. Di belakang setir, telunjuk itu kembali diacungkan, tapi kali ini mengarah ke decker kunci kontak. Ajaib, mobil langsung menderu dan mesinnya kontan hidup.
"Perempuan itu memang hebat. Dia bukan saja pelacur, tapi juga ahli sulap profesional. Dia pastilah bukan WTS biasa!" pikir Frank.
Sebelum hanyut memikirkan wanita aneh itu, Frank buru-buru menutup kasir dan melipat rak-rak lipat ke ruang pojok. Hal itu setiap hari dilakukan Frank saat menutup tokonya. Lalu besok pagi pukul 09.00 pagi, dia kembali membuka rak itu dan memperhatikan produk-produk yang dijualnya.
Setelah merapikan ruang dalam, Frank menarik pintu rolling door dan menggemboknya. Sebelum meninggalkan toko dan keluar dari pintu darurat, tiba-tiba sebuah benda berdenting jatuh menimpa kaca. Kretek! Bunyinya. Kaca pajangan pun menjadi pecah.
"Oh Tuhan, suara apa yang jatuh itu?" pikir Frank.
Penasaran mendengar suara benda jatuh, Frank kembali masuk ke dalam dan menyalakan lampu. Frank terkejut bukan kepalang, ternyata benda yang jatuh itu adalah kunci mobil Porche bersimbol lovers.
"Astaga, itu kunci mobil perempuan Puerto Rico tadi!" batin Frank.
Dengan sigap Frank memungut kunci itu dan mengamatinya. Di balik gambar lovers tertera nama dan alamat jelas gadis pekerja seks komersial itu. Lila Carparita, Elm Palm Street 33 D Hamhsring Long, Nort Sydney. Frank mengantongi kunci itu dan pagi-pagi akan mencari alamat gadis itu dan memberikan kunci yang hilang itu.
"Tapi ajaib!" pikir Frank, kunci itu kok jatuh dari atas sementara hilangnya ke bawah.
"Aneh, aneh, apa yang terjadi dengan kunci ini?" pikir Frank, bertanya-tanya dalam batin.
Frank penasaran. Dia mau mengantarkan kunci itu karena pingin tahu siapa sebenarnya gadis misterius itu. Lila itu siapa, pesulap profesional atau dia seorang yang benar-benar pelacur. Besok paginya, Selasa 16 Juli 1999, Frank ke alamat yang tertera di kunci itu.
Pukul 07.15, Frank sudah sampai dialamat itu, kawasan Hamhsring Long, Elm Palm nomor 33 D, North Sydnye. Frank mengetuk pintu sebuah rumah sederhana dengan taman bunga yang mulai kering.
"Good morning, Madamme, betulkah ini rumah Lila Caparita? Saya dari Blackboard Shop Kingcross, mau mengantarkan kunci kontak mobil Porche Lila yang hilang di toko saya tadi malam!" ungkap Frank Lampard, pada seorang wanita tua umur 70-an yang membukakan pintu.
"Hah? Anda tidak salah lihat tuh! Tapi......ya....bagaimana kalau Anda masuk dulu barang sebentar, kita bicara di dalam!" kata wanita itu sambil menerima kunci kontak Porche yang diberikan Frank kepadanya.
Begitu duduk, wanita itu memperkenalkan dirinya bernama Joanna Caparita. Dia datang sebagai imigran asal Puerto Rico dan mukim di Sydney sebagai warga negara Australia baru. Lila Caparita adalah anak kandungnya yang meninggal tanggal 16 Juli 1998 lalu akibat suatu pembunuhan di pinggir laut Bondxi Beach pukul 19.30 malam.
Hingga sekarang pembunuh Lila itu masih misterius dan jadi durk number kepolisian negara bagian New South Wales, NSW. Wanita tua itu menunjukkan foto Lila dan Frank mengenali betul wajah gambar itu. Sebab foto itu adalah persis dengan wajah Lila yang dilihatnya tadi malam.
Joanna yang berjalan lamban itu membimbing Frank ke garasi samping dan membuka pintu garasi itu. Mobil Porche warna biru laut ada terparkir di dalam garasi. Mobil itu nampak berdebu karena sudah beberapa lama tidak digunakan.
"Porche ini adalah kendaraan pribadi Lila dan sudah satu tahun tidak keluar dari garasi ini. Mobil ini seharusnya dijual, tapi karena barang bermotor ini kesukaan Lila, untuk menghormati jasad dan rohnya, saya tidak akan menjual mobil ini, walau harga berapapun!" cetus Joanna, terbata-bata.
"Tapi mobil ini tadi malam terparkir di depan toko saya dan Lila membawa mobil ini ke sana. Lila berbaju blues warna merah dan sal berwarna putih di leher serta tas gantung warna hitam merk Lois Vitton. Saya melihat semuanya secara persis!" kata Frank, bingung.
Joanna membuka laci dashboard dan mengeluarkan sebuah foto yang tersimpan rapi di dalam sebuah amplop disitu. Foto itu adalah foto terakhir Lila dengan gaun warna merah dan sal berwarna putih di lehernya.
"Ya, kostum dan sal inilah yang digunakannya tadi malam!" sungut Frank, antusias.
""Ya, ya, saya percaya Anda melihat dan bertemu dengan Lila anak saya tadi malam. Tapi Lila sudah mati satu tahun yang lalu. Persis satu tahun tanggal 16 Juli hari ini. Lihatlah kliping koran Sydney Post, Sydney Tribune dan Australian Time yang saya simpan di dalam!" ajak Joanna.
Frank melihat dengan pasti kasus kematian Lila dan sosok mayat yagn tergolek di tepi laut Bondi Beach. Judul koran-koran itu benar-benar mengerikan. Frank tergetar dibuatnya, karena yang datang ke tokonya tadi malam ternyata roh yang maujud. Roh yang membeli barang Electric Pomp dan memberinya 700 dollar.
Judul koran itu : PELACUR IMIGRAN PUERTO RICO MATI DIBANTAI DI BONDI BEACH. Yang lain judulnya lebih seran : CABO CANTIK MATI BERSIMBA DARAH DI TEPI PANTAI!" Dan lain-lain.
Setelah menyalami Joanna dan ikut berkabung atas kematian anaknya, Frank kembali ke toko. Dalam perjalanan pikirannya berkecamuk hebat. Antara mimpi dan nyata, tapi malam Frank telah menemukan pengalaman baru yang penuh keanehan. Yaitu, melayani pembeli cantik yang meminta Electric Pomp dan memberinya 700 dollar utuh.
Uang itu telah tersimpan dalam laci kasir dan benar-benar uang asli. Dan yang menggetarkan batinnya hingga sekarang, pembeli jelita itu ternyata sudah mati satu tahun yang lalu. Tapi buat apa roh gadis itu membeli Electric Pomp dan meninggalkan kunci simbol lovers itu di tokonya?
Hal itu tetap menjadi pertanyaan Frank hingga sekarang, pertanyaan demi pertanyaan yang menggantung dan tak bisa terjawabkan sampai kapanpun. Sampai Frank menjadi mayat sebagai mana Lila, gadis Puerto Rico yang malang itu.
Yang lebih membuat Frank merasa aneh, uang 700 dollar pembayaran Lila ternyata berubah menjadi 700 ribu dollar dan uang itu memenuhi kotak uang di meja kasirnya. Diatas tumpukan uang, terlihat selembar surat.
Isi surat itu berbunyi, "Tuan Frank Lampard yang baik. Uang 700 dollar sudah dirubah menjadi 700 ribu dollar secara sah. Ini uang asli dan sudah menjadi hakmu. Tolong berikan 40 persen dari nilai ini untuk mama saya yang kau temui tadi pagi di Hamhsring. Dari Lila Cariparita. Orang miskin pinggiran pantai yang teraniaya oleh keadaan." Tulis Lila.
Setelah memberikan 40 % uang itu kepada Joanna, Frank menutup tokonya dan kembali ke Inggris Utara. Hingga sekarang, Frank tidak pernah balik lagi ke Australia dan mengubur hidup-hidup kenangan mistis yang menggetarkan jiwanya itu.
Bulan lalu, Frank jalan-jalan ke Yogyakarta dan bertemu Penulis di sana. Frank menceritakan kejadian itu dan memberitahukan bahwa dia tetap bujangan hingga sekarang.
"Kenangan itu begitu indah sekaligus menakutkan di setiap tanggal 16 Juli setiap tahun. Sebab hingga 16 Juli 2003 lalu itu, roh Lila terus maujud dan menemuiku di manapun aku berada," tukas Frank.
Yang jadi masalah besar bagi Frank, hanya sewa tempat yang cukup tinggi, berikut pajak usaha dan pajak-pajak lain seperti restrebusi parkir dan juga PPN yang cukup besar. Tapi pria bujang tua itu tetap saja melenggang dengan usahanya, walau margin keuntungan begitu tipis setelah menghitung pajak ini dan itu yang memberatkan.
Pada suatu malam, sekitar 19.45. waktu Sydney, datang seorang gadis cantik memakai blus merah dengan sal putih di lehernya. Gadis berambut hitam gelap itu berwajah Puerto Rico, suatu negara kecil di Amerika Selatan. Dengan wajah sumringah, gadis yang mengaku PSK di Bondi Beach itu memesan Electric Pomp merk Masculine Talk untuk kenikmatan sebelum tidur. Semacam vibrator karet perangsang kenikmatan seks.
"Aku selalu menggunakan alat itu sebelum melayani tamu. Oleh karena itulah aku bertahan selama 10 tahun sebagai pekerja seks komersial, PSK!" desis gadis itu, sambil memainkan kunci sedan Porche warna biru laut yang terparkir di toko Frank.
Walau mencuat perasaan ingin tahu menggantung di batin Frank, tapi laki-laki asal Derby County Inggris Utara itu berdiam diri saja. Batinnya, bagaimana seorang pelacur seperti itu menggunakan alat agar dia juga merasa puas dalam melayani tamu. Tapi walau Fank tidak bertanya, gadis umur 35 tahunan mengaku bernama Lila Caparita itu bercerita dengan sendirinya.
"Tidak adil dong kalau saya hanya memuaskan pelanggan sementara saya menderita. Walau saya dibayar saat melakukan hubungan seks, saya pun harus menikmati hubungan intim itu secara total," desis wanita berkulit agak coklat dan cantik itu.
Frank terus mencari barang yang sedang dicari gadis itu. Tapi sampai 20 menit benda itu tidak ditemukan. Namun Frank yakin bahwa benda yang dicarinya masih ada satu, pekan lalu terjual empat unit.
"Aku yakin barang yang anda cari ada, tapi aneh, kemarin saya masih lihat di sini adanya, tapi sekarang kok tidak ada lagi ya?" tanya Frank, tidak menuntut jawaban.
Mendengar Frank mengoceh sendiri, Lila Carparita menggoyang-goyangkan kepalanya. Sementara kunci Porche terjatuh ke lantai dan dia memungutnya. Tapi kunci itu ternyata masuk ke bawah kolong rak VCD dan LD yang terpajang di bagian depan. Lila minta bantuan Frank mencari kunci Porche itu. Karena mempertimbangkan pelayanan pelanggan, Frank berbaik hati mencari kunci bergantungan simbol lovers itu.
"Oh, terima kasih Anda membantu mencari kunci saya yang terjatuh!" ungkap Lila, berbasa-basi.
"Ah, tidak apa-apa, don't mention it!" tekannya.
Anehnya, kunci itu ternyata tidak ditemukan. Di kolong rak, di kolong meja kasir dan kolong safety box pun, tidak ada.
"Kemana kunci Anda itu?" tanya Frank.
Perempuan ayu kemayu itu menggeleng, kemudian mengembangkan kedua tangannya pertanda tidak mengerti.
"Oh, misterius! Tempat ini tempat misterius!" celetuknya.
Pencarian kunci itu berlangsung lama. Untung malam itu tidak ada pembeli lain yang masuk. Frank Lampard berdua saja dengan Lila dan mereka terus mencari kunci kontak itu ke tiap pojok. Makin jauh pencarian, makin tidak ada setitik pun tanda-tanda kunci itu akan ditemukan.
"Gila, benar-benar gila, kemana kunci itu?" batin Frank.
Tidak terasa, waktu menunjukkan pukul 21.00 malam. Jam itu adalah jam toko Frank harus tutup. Sementara kunci mobil itu belum ditemukan juga.
"Bagaimana kalau Anda telepon ke rumah dan minta dikirim kunci duplikat mobil itu?" usul Frank.
"Oh, maaf Tuan, kunci duplikat yang Anda maksud, saya tidak mempunyai. Duplikat kunci mobil itu adalah yang hilang ini, sementara yang aslinya sudah lama hilang!" jawab Lila.
"Jadi bagaimana caranya, kunci yang jatuh itu tidak ditemukan sama sekali di sini. Atau bagaimana kalau saya telepon montir dan dashboard dibuka, kabel kontak disambungkan dari dalam. Biasanya hal itu dapat dilakukan bila kunci hilang dan keadaan darurat. Bagaimana, saya telepon montir panggilan di nomor 3344 sekarang?" desak Frank.
"Anda mengusulkan cara itu karena Anda mau buru-buru menutup toko ini kan?" tanya Lila.
"Jujurnya iya, Nona. Jam sudah menunjukkan angka 9.15 malam, toko ini malah biasa saya tutup pukul sembilan. Jadi, maaf Nona, saya harus menutup toko ini!" kata Frank.
"Ya, ya, saya emang mengganggu Anda, ya, saya telah merepotkan Anda karena kunci itu. Tapi mana Electric Pomp yag saya pesan tadi?" tanya Lila.
Frank baru ingat, perempuan itu mau beli suatu barang, tapi sebelum barang itu ditemukan, barang yang lain, yaitu kunci Porche hilang. Maka itu, selama beberapa jam, perhatian berubah dari Electric Pomp ke kunci kontak yang raib.
Barang yang dipesan ternyata ditemukan. Adanya di rak pojok kanan ujung tertutup dibalik korset karet. Benda itu segera diberikan Frank kepada Lila, dan Lila mengamati benda itu.
"Oh, bagus, ini original dan inilah yang biasa saya gunakan!" celetuknya.
"Oke, oke, saya ambil barang ini. Oh ya, berapa harganya? Saya kok tidak melihat lebel harga di produk ini!" pancing Lila.
Frank kembali memegang benda itu dan mencari lebel harga komputer yang biasa tertera di sisi kanan bungkus plastik bening.
"Oh, maaf Nona, lebelnya terhapus karena kaver barang ini pernah terkena bensin. Harganya 700 dollar. Ya hanya 700 dollar!" sungut Frank.
Lila mengeluarkan dompet di dalam tas gantungnya. Setelah menghitung-hitung uang dalam dompet, Lila pun memberikan tujuh lembar pecahan seratus dollar kepada Frank. Lila memasukkan benda itu ke dalam tasnya lalu pamit pergi meninggalkan Frank.
"Terima kasih tuan, maaf saya telah merepotkan Anda malam ini!" sorong Lila.
"Tapi bagaimana cara Anda menjalankan mobil Anda itu?" tanya Frank serius.
"Tenang tuan, saya bisa membuka pintu dan menghidupkan mesin mobil itu dengan satu telunjuk kiri!" katanya, cuek, sambil berlalu.
Ekor mata Frank terus membuntuti punggung gadis itu. Dengan langkah pasti dia mendekati Porche dan mengacungkan telunjuk kirinya ke arah pintu. Benar saja, pintu secara otomatis terbuka dan Lila masuk ke dalamnya. Di belakang setir, telunjuk itu kembali diacungkan, tapi kali ini mengarah ke decker kunci kontak. Ajaib, mobil langsung menderu dan mesinnya kontan hidup.
"Perempuan itu memang hebat. Dia bukan saja pelacur, tapi juga ahli sulap profesional. Dia pastilah bukan WTS biasa!" pikir Frank.
Sebelum hanyut memikirkan wanita aneh itu, Frank buru-buru menutup kasir dan melipat rak-rak lipat ke ruang pojok. Hal itu setiap hari dilakukan Frank saat menutup tokonya. Lalu besok pagi pukul 09.00 pagi, dia kembali membuka rak itu dan memperhatikan produk-produk yang dijualnya.
Setelah merapikan ruang dalam, Frank menarik pintu rolling door dan menggemboknya. Sebelum meninggalkan toko dan keluar dari pintu darurat, tiba-tiba sebuah benda berdenting jatuh menimpa kaca. Kretek! Bunyinya. Kaca pajangan pun menjadi pecah.
"Oh Tuhan, suara apa yang jatuh itu?" pikir Frank.
Penasaran mendengar suara benda jatuh, Frank kembali masuk ke dalam dan menyalakan lampu. Frank terkejut bukan kepalang, ternyata benda yang jatuh itu adalah kunci mobil Porche bersimbol lovers.
"Astaga, itu kunci mobil perempuan Puerto Rico tadi!" batin Frank.
Dengan sigap Frank memungut kunci itu dan mengamatinya. Di balik gambar lovers tertera nama dan alamat jelas gadis pekerja seks komersial itu. Lila Carparita, Elm Palm Street 33 D Hamhsring Long, Nort Sydney. Frank mengantongi kunci itu dan pagi-pagi akan mencari alamat gadis itu dan memberikan kunci yang hilang itu.
"Tapi ajaib!" pikir Frank, kunci itu kok jatuh dari atas sementara hilangnya ke bawah.
"Aneh, aneh, apa yang terjadi dengan kunci ini?" pikir Frank, bertanya-tanya dalam batin.
Frank penasaran. Dia mau mengantarkan kunci itu karena pingin tahu siapa sebenarnya gadis misterius itu. Lila itu siapa, pesulap profesional atau dia seorang yang benar-benar pelacur. Besok paginya, Selasa 16 Juli 1999, Frank ke alamat yang tertera di kunci itu.
Pukul 07.15, Frank sudah sampai dialamat itu, kawasan Hamhsring Long, Elm Palm nomor 33 D, North Sydnye. Frank mengetuk pintu sebuah rumah sederhana dengan taman bunga yang mulai kering.
"Good morning, Madamme, betulkah ini rumah Lila Caparita? Saya dari Blackboard Shop Kingcross, mau mengantarkan kunci kontak mobil Porche Lila yang hilang di toko saya tadi malam!" ungkap Frank Lampard, pada seorang wanita tua umur 70-an yang membukakan pintu.
"Hah? Anda tidak salah lihat tuh! Tapi......ya....bagaimana kalau Anda masuk dulu barang sebentar, kita bicara di dalam!" kata wanita itu sambil menerima kunci kontak Porche yang diberikan Frank kepadanya.
Begitu duduk, wanita itu memperkenalkan dirinya bernama Joanna Caparita. Dia datang sebagai imigran asal Puerto Rico dan mukim di Sydney sebagai warga negara Australia baru. Lila Caparita adalah anak kandungnya yang meninggal tanggal 16 Juli 1998 lalu akibat suatu pembunuhan di pinggir laut Bondxi Beach pukul 19.30 malam.
Hingga sekarang pembunuh Lila itu masih misterius dan jadi durk number kepolisian negara bagian New South Wales, NSW. Wanita tua itu menunjukkan foto Lila dan Frank mengenali betul wajah gambar itu. Sebab foto itu adalah persis dengan wajah Lila yang dilihatnya tadi malam.
Joanna yang berjalan lamban itu membimbing Frank ke garasi samping dan membuka pintu garasi itu. Mobil Porche warna biru laut ada terparkir di dalam garasi. Mobil itu nampak berdebu karena sudah beberapa lama tidak digunakan.
"Porche ini adalah kendaraan pribadi Lila dan sudah satu tahun tidak keluar dari garasi ini. Mobil ini seharusnya dijual, tapi karena barang bermotor ini kesukaan Lila, untuk menghormati jasad dan rohnya, saya tidak akan menjual mobil ini, walau harga berapapun!" cetus Joanna, terbata-bata.
"Tapi mobil ini tadi malam terparkir di depan toko saya dan Lila membawa mobil ini ke sana. Lila berbaju blues warna merah dan sal berwarna putih di leher serta tas gantung warna hitam merk Lois Vitton. Saya melihat semuanya secara persis!" kata Frank, bingung.
Joanna membuka laci dashboard dan mengeluarkan sebuah foto yang tersimpan rapi di dalam sebuah amplop disitu. Foto itu adalah foto terakhir Lila dengan gaun warna merah dan sal berwarna putih di lehernya.
"Ya, kostum dan sal inilah yang digunakannya tadi malam!" sungut Frank, antusias.
""Ya, ya, saya percaya Anda melihat dan bertemu dengan Lila anak saya tadi malam. Tapi Lila sudah mati satu tahun yang lalu. Persis satu tahun tanggal 16 Juli hari ini. Lihatlah kliping koran Sydney Post, Sydney Tribune dan Australian Time yang saya simpan di dalam!" ajak Joanna.
Frank melihat dengan pasti kasus kematian Lila dan sosok mayat yagn tergolek di tepi laut Bondi Beach. Judul koran-koran itu benar-benar mengerikan. Frank tergetar dibuatnya, karena yang datang ke tokonya tadi malam ternyata roh yang maujud. Roh yang membeli barang Electric Pomp dan memberinya 700 dollar.
Judul koran itu : PELACUR IMIGRAN PUERTO RICO MATI DIBANTAI DI BONDI BEACH. Yang lain judulnya lebih seran : CABO CANTIK MATI BERSIMBA DARAH DI TEPI PANTAI!" Dan lain-lain.
Setelah menyalami Joanna dan ikut berkabung atas kematian anaknya, Frank kembali ke toko. Dalam perjalanan pikirannya berkecamuk hebat. Antara mimpi dan nyata, tapi malam Frank telah menemukan pengalaman baru yang penuh keanehan. Yaitu, melayani pembeli cantik yang meminta Electric Pomp dan memberinya 700 dollar utuh.
Uang itu telah tersimpan dalam laci kasir dan benar-benar uang asli. Dan yang menggetarkan batinnya hingga sekarang, pembeli jelita itu ternyata sudah mati satu tahun yang lalu. Tapi buat apa roh gadis itu membeli Electric Pomp dan meninggalkan kunci simbol lovers itu di tokonya?
Hal itu tetap menjadi pertanyaan Frank hingga sekarang, pertanyaan demi pertanyaan yang menggantung dan tak bisa terjawabkan sampai kapanpun. Sampai Frank menjadi mayat sebagai mana Lila, gadis Puerto Rico yang malang itu.
Yang lebih membuat Frank merasa aneh, uang 700 dollar pembayaran Lila ternyata berubah menjadi 700 ribu dollar dan uang itu memenuhi kotak uang di meja kasirnya. Diatas tumpukan uang, terlihat selembar surat.
Isi surat itu berbunyi, "Tuan Frank Lampard yang baik. Uang 700 dollar sudah dirubah menjadi 700 ribu dollar secara sah. Ini uang asli dan sudah menjadi hakmu. Tolong berikan 40 persen dari nilai ini untuk mama saya yang kau temui tadi pagi di Hamhsring. Dari Lila Cariparita. Orang miskin pinggiran pantai yang teraniaya oleh keadaan." Tulis Lila.
Setelah memberikan 40 % uang itu kepada Joanna, Frank menutup tokonya dan kembali ke Inggris Utara. Hingga sekarang, Frank tidak pernah balik lagi ke Australia dan mengubur hidup-hidup kenangan mistis yang menggetarkan jiwanya itu.
Bulan lalu, Frank jalan-jalan ke Yogyakarta dan bertemu Penulis di sana. Frank menceritakan kejadian itu dan memberitahukan bahwa dia tetap bujangan hingga sekarang.
"Kenangan itu begitu indah sekaligus menakutkan di setiap tanggal 16 Juli setiap tahun. Sebab hingga 16 Juli 2003 lalu itu, roh Lila terus maujud dan menemuiku di manapun aku berada," tukas Frank.
Rabu, 22 Juni 2011
Dijahili Jin Penunggu Rumah Saudara
Hallo, nama saya Izzy. Saya punya cerita kisah nyata dirumah saudaraku, mudah mudahan ini jangan terjadi kepada kalian semua ya..?
Pada suatu hari saya diajak menginap dirumah saudaraku, saya senang sekali karena saya baru pertama kerumah saudara dari mamaku itu, lalu kami siap siap pergi kesana yang ada didaerah Jakarta Utara. Pada saat tiba disana, pada jam 11:30 AM saya sudah tiba disana, pada saat saya masuk dirumah itu aku sempat melihat sumur yg tdk terawat, penuh dgn sarang laba-laba, kecoa, nyamuk, dll. Aku merasa aneh dgn sumur itu. "Kamu takut ya dgn sumur itu?", kata saudara saya. "Nggak.. biasa saja..", jawabku sambil melihat terus sumur itu. "Ya sudah, masuk aja ayo..", kata saudara saya. "Ya sudah lah..", jawabku dgn tetap melihat sumur tua itu.
Lalu pada saat magrib, saya mau shalat di masjid. Saya lihat lagi sumur itu, sumurnya itu berdekatan dgn daun mangga, lalu pohon itu bergoyang-goyang, tapi saya tetap menganggap kalau daun itu tertiup angin, tapi pada saat pulang dari shalat magrib pohon itu bergerak padahal angin pun tdk ada, saya jadi sedikit takut. Pada saat itu aku bertanya kepada pamanku. "Paman, disumur itu ada apa sih..? Kok dari tadi pohonnya bergerak-gerak..?", kataku sambil merinding. "Kamu memang habis ngapain, memang disumur sana ada penunggunya..!", kata paman saya.
Lalu saya tidur dikamar tingkat dua bersama ayah saya dan kamar saya berdekatan dengan sumur dibawah. Lalu saya tidak bisa tidur karena masih penasaran kenapa pohon itu bergerak. Pada jam 01:10 saya makin takut, lalu saat saya melihat kebawah dijendela, ada ada anak kecil sedang bergelantungan, lalu anak itu melihat saya dan saya berteriak sambil menangis. "AYAH DIBAWAH POHON ADA SETAN.. AYAH..!!", teriak saya yg begitu takutnya. "Ada apa Zi..?", kata ayahku yg baru bangun. "Tadi saya melihat setan yg kepalanya botak, matanya putih, lalu mulutnya lebar..!!!", kata saya yg masih menangis. "Ya sudah, besok lusa kita pulang saja...", kata ayahku sambil memeluk saya. "Nggak ah.. Besok aja, Zi udah nggak betah tinggal disini..!!", kata saya yg masih ketakutan.
Lalu yg lainnya pada bangun dan paman bertanya, "Ada apa Zi..?". "Tadi saya melihat setan anak kecil paman..!!", kata saya yg masih ketakutan. "Ya sudah sini paman bacakan doa..", kata paman saya. Lalu paman saya mengambil segelas air dan membasuhi muka saya dengan doa-doanya, lalu besoknya saya pulang dengan masih ada rasa takut. Tapi saya salut dengan paman dan keluarganya karena mereka begitu berani tinggal disana. Apa mereka sudah terbiasa melihat yg seberti itu?
Sekian cerita dari saya, mohon maaf bila ada kesalahan, terima kasih.
Pada suatu hari saya diajak menginap dirumah saudaraku, saya senang sekali karena saya baru pertama kerumah saudara dari mamaku itu, lalu kami siap siap pergi kesana yang ada didaerah Jakarta Utara. Pada saat tiba disana, pada jam 11:30 AM saya sudah tiba disana, pada saat saya masuk dirumah itu aku sempat melihat sumur yg tdk terawat, penuh dgn sarang laba-laba, kecoa, nyamuk, dll. Aku merasa aneh dgn sumur itu. "Kamu takut ya dgn sumur itu?", kata saudara saya. "Nggak.. biasa saja..", jawabku sambil melihat terus sumur itu. "Ya sudah, masuk aja ayo..", kata saudara saya. "Ya sudah lah..", jawabku dgn tetap melihat sumur tua itu.
Lalu pada saat magrib, saya mau shalat di masjid. Saya lihat lagi sumur itu, sumurnya itu berdekatan dgn daun mangga, lalu pohon itu bergoyang-goyang, tapi saya tetap menganggap kalau daun itu tertiup angin, tapi pada saat pulang dari shalat magrib pohon itu bergerak padahal angin pun tdk ada, saya jadi sedikit takut. Pada saat itu aku bertanya kepada pamanku. "Paman, disumur itu ada apa sih..? Kok dari tadi pohonnya bergerak-gerak..?", kataku sambil merinding. "Kamu memang habis ngapain, memang disumur sana ada penunggunya..!", kata paman saya.
Lalu saya tidur dikamar tingkat dua bersama ayah saya dan kamar saya berdekatan dengan sumur dibawah. Lalu saya tidak bisa tidur karena masih penasaran kenapa pohon itu bergerak. Pada jam 01:10 saya makin takut, lalu saat saya melihat kebawah dijendela, ada ada anak kecil sedang bergelantungan, lalu anak itu melihat saya dan saya berteriak sambil menangis. "AYAH DIBAWAH POHON ADA SETAN.. AYAH..!!", teriak saya yg begitu takutnya. "Ada apa Zi..?", kata ayahku yg baru bangun. "Tadi saya melihat setan yg kepalanya botak, matanya putih, lalu mulutnya lebar..!!!", kata saya yg masih menangis. "Ya sudah, besok lusa kita pulang saja...", kata ayahku sambil memeluk saya. "Nggak ah.. Besok aja, Zi udah nggak betah tinggal disini..!!", kata saya yg masih ketakutan.
Lalu yg lainnya pada bangun dan paman bertanya, "Ada apa Zi..?". "Tadi saya melihat setan anak kecil paman..!!", kata saya yg masih ketakutan. "Ya sudah sini paman bacakan doa..", kata paman saya. Lalu paman saya mengambil segelas air dan membasuhi muka saya dengan doa-doanya, lalu besoknya saya pulang dengan masih ada rasa takut. Tapi saya salut dengan paman dan keluarganya karena mereka begitu berani tinggal disana. Apa mereka sudah terbiasa melihat yg seberti itu?
Sekian cerita dari saya, mohon maaf bila ada kesalahan, terima kasih.
Penampakan Lawang Sewu
Cerita ini sudah agak lama tapi aku pengen ikut share di sini aja. Ceritanya dulu sekitar tahun 2005-2006, waktu aku masih sekolah. Waktu itu malam minggu, biasanya kami ngumpul di kost temen yang deket sama sekolah, waktu dihabiskan buat ngobrol sampai hampir tengah malam. Ada temen yang punya ide agak gokil, buat ngisi acara malam ini dia punya ide kalo kita sekitar 7 orang plus aku buat ke Lawang Sewu. Biar tambah seru ada yang bawa handycam buat nanti. Setelah semua siap akhirnya kami berangkat.
Di sana, setelah kami mencari juru kuncinya, kami meminta ijin untuk masuk. Setelah di kasih ijin kami masuk sambil di antar bapaknya. Masuk di pintu gerbang yang besar kami diberi beberapa nasehat serta pantangan. Cerita saya ambil dari sudut pandang masing–masing orang, karena ahirnya tiap orang di liatin hantu yang berbeda. Setelah masuk kami berjalan sambil di antar bapaknya untuk melihat sekitar.
Orang 1, dia diam setelah kami melewati lorong (ternyata dia ngeliat ada jendela yang di tutup sama tangan gede hitam lagi warnanya) pantesan langsung diem.
Orang 2, waktu kami sampai di loteng (dia liat pocong di sudut ruang setelah dia sorot pake senter, mukanya ancur enggak jelas gitu... dia gak berani ngeliat jadi langsung tundukin kepala).
Orang 3, kami memasuki ruang tengah (dia ngeliat dari jauh ada sekelebat bayangan putih yang lewat gitu aja langsung tembus tembok).
Semua itu beberapa penampakan yang temenku liat, beberapa aku lupa apa. Kami baru berani cerita setelah pulang karena enggak berani apa–apa waktu di sana. Dari cerita temenku yang bisa ngeliat hal gituan, emang bener hampir semua yang di ceritain temenku lainnya. Hal yang mengejutkan... ternyata aku yang dari awal dapet sambutan waktu masuk ke sana... ada hantu cewek yang ngikutin aku dari awal aku masuk, pantesan waktu itu udara di sekitarku kerasa hangat padahal sebelum masuk dingin banget.
Aku langsung tanya dia masih ngikutin apa enggak. Untungnya dia bilang udah enggak, tapi masih ada satu lagi yang ada di deketku. Dia bukan dari Lawang Sewu tapi emang dari awal udah ngikutin aku. Dari tampaknya cewek juga yang ngikutin aku sampai sekarang... karena aku tanyain ma beberapa kenalan yang bisa liat dia masih ngikutin aku sampai aku kerja di Kalimantan.
Di sana, setelah kami mencari juru kuncinya, kami meminta ijin untuk masuk. Setelah di kasih ijin kami masuk sambil di antar bapaknya. Masuk di pintu gerbang yang besar kami diberi beberapa nasehat serta pantangan. Cerita saya ambil dari sudut pandang masing–masing orang, karena ahirnya tiap orang di liatin hantu yang berbeda. Setelah masuk kami berjalan sambil di antar bapaknya untuk melihat sekitar.
Orang 1, dia diam setelah kami melewati lorong (ternyata dia ngeliat ada jendela yang di tutup sama tangan gede hitam lagi warnanya) pantesan langsung diem.
Orang 2, waktu kami sampai di loteng (dia liat pocong di sudut ruang setelah dia sorot pake senter, mukanya ancur enggak jelas gitu... dia gak berani ngeliat jadi langsung tundukin kepala).
Orang 3, kami memasuki ruang tengah (dia ngeliat dari jauh ada sekelebat bayangan putih yang lewat gitu aja langsung tembus tembok).
Semua itu beberapa penampakan yang temenku liat, beberapa aku lupa apa. Kami baru berani cerita setelah pulang karena enggak berani apa–apa waktu di sana. Dari cerita temenku yang bisa ngeliat hal gituan, emang bener hampir semua yang di ceritain temenku lainnya. Hal yang mengejutkan... ternyata aku yang dari awal dapet sambutan waktu masuk ke sana... ada hantu cewek yang ngikutin aku dari awal aku masuk, pantesan waktu itu udara di sekitarku kerasa hangat padahal sebelum masuk dingin banget.
Aku langsung tanya dia masih ngikutin apa enggak. Untungnya dia bilang udah enggak, tapi masih ada satu lagi yang ada di deketku. Dia bukan dari Lawang Sewu tapi emang dari awal udah ngikutin aku. Dari tampaknya cewek juga yang ngikutin aku sampai sekarang... karena aku tanyain ma beberapa kenalan yang bisa liat dia masih ngikutin aku sampai aku kerja di Kalimantan.
dibalik pintu ada pocong???
Aku Dewa, aku masih sekolah disalah satu SMA di kotaku.. aku baru pindah ke salah satu perumahan yang cukup elit. Karena orang tuaku sering pergi keluar kota jadi aku sering banget tidur sendirian dirumah, soalnya kami cuma bertiga dan rumah kami jauh dari keramaian, saya pernah mengalami pengalaman yang sangat menyeramkan tp sangat seru. Begini ceritanya...
Suatu malam aku cuma sendiri, karena orang tuaku pergi ke luar kota beberapa hari.. tapi entah mengapa rasanya malam ini bebeda dengan malam malam biasanya, suasananya mencekan, dingin, dan sunyi. Aku sedikit takut, langsung saja aku ambil selimutku dan kututupi semua badanku yang kedinginan, akhirnya aku tertidur.
Aaaggghhhrrtttt, aku terbangun, aku bermimpi bertemu hantu, mimpi ini semakin membuat aku takut, bulu kudukku merinding, darah seperti berhenti mengalir. Sejenak aku terdiam menenangkan diri, lalu aku keluar kamar untuk mengambil minum. Dep.. depp.. suara langkah kakiku yang lirih.. kubuka pintu kamarku dan AAAGGGGGGGH.., hantu pocong tepat didepan mukaku, mendekat dan giginya keluar... aku tak bisa bicara lagi akhirnya aku pejamkan mata dan berlari sekencang kencangnya keluar rumah.... sampai diluar ada pak siskamling yang lagi jaga di perumahan, aku lari dan meminta tolong padanya. Pak.. pak... tolong saya disana ada pocong pak.. sambil liat rumahku... tapi tiba tiba aku liat pak siskamling itu jadi... pocong... Aghhhh... aku berlarian tak tentu arah, siapapun yang kudekati berubah jadi pocong, bener bener serem saat itu.
Sampai akhirnya aku pingsan dan tertidur dijalan sampai pagi. Paginya saya terbangun dan meliahat sekelilingku sepi... dan akhinya hal yang kuharapkan terjadi juga, orang tuaku pulang, aku menceritakan semua yang terjadi semalam, awalnya mereka tak percaya, tapi akhirnya percaya dan segera melapor ke ketua RT. Pak RT pun menjelaskan kronologi kejadian itu, dulunya rumah megah itu adalah kuburan para prajurit perang dan telah dibongkar begitu saja dan dibangun perumahan.. setiap orang yang tinggal dirumah itu selalu dijumpai hal hal aneh yang membuat meraka pindah rumah. Malamnya keluarga kami mengadakan pengajian dan doa agar mereka tidak mengganggu lagi dan tidak merasakan kegelisahan.
Semenjak saat itu keluarga kami tak pernah mengalami hal hal aneh lagi... nah para pembaca yang budiman itulah kecil cerita saya tentang pengalaman saya, semoga dapat menjadikan pelajaran bagi kita semua...
Suatu malam aku cuma sendiri, karena orang tuaku pergi ke luar kota beberapa hari.. tapi entah mengapa rasanya malam ini bebeda dengan malam malam biasanya, suasananya mencekan, dingin, dan sunyi. Aku sedikit takut, langsung saja aku ambil selimutku dan kututupi semua badanku yang kedinginan, akhirnya aku tertidur.
Aaaggghhhrrtttt, aku terbangun, aku bermimpi bertemu hantu, mimpi ini semakin membuat aku takut, bulu kudukku merinding, darah seperti berhenti mengalir. Sejenak aku terdiam menenangkan diri, lalu aku keluar kamar untuk mengambil minum. Dep.. depp.. suara langkah kakiku yang lirih.. kubuka pintu kamarku dan AAAGGGGGGGH.., hantu pocong tepat didepan mukaku, mendekat dan giginya keluar... aku tak bisa bicara lagi akhirnya aku pejamkan mata dan berlari sekencang kencangnya keluar rumah.... sampai diluar ada pak siskamling yang lagi jaga di perumahan, aku lari dan meminta tolong padanya. Pak.. pak... tolong saya disana ada pocong pak.. sambil liat rumahku... tapi tiba tiba aku liat pak siskamling itu jadi... pocong... Aghhhh... aku berlarian tak tentu arah, siapapun yang kudekati berubah jadi pocong, bener bener serem saat itu.
Sampai akhirnya aku pingsan dan tertidur dijalan sampai pagi. Paginya saya terbangun dan meliahat sekelilingku sepi... dan akhinya hal yang kuharapkan terjadi juga, orang tuaku pulang, aku menceritakan semua yang terjadi semalam, awalnya mereka tak percaya, tapi akhirnya percaya dan segera melapor ke ketua RT. Pak RT pun menjelaskan kronologi kejadian itu, dulunya rumah megah itu adalah kuburan para prajurit perang dan telah dibongkar begitu saja dan dibangun perumahan.. setiap orang yang tinggal dirumah itu selalu dijumpai hal hal aneh yang membuat meraka pindah rumah. Malamnya keluarga kami mengadakan pengajian dan doa agar mereka tidak mengganggu lagi dan tidak merasakan kegelisahan.
Semenjak saat itu keluarga kami tak pernah mengalami hal hal aneh lagi... nah para pembaca yang budiman itulah kecil cerita saya tentang pengalaman saya, semoga dapat menjadikan pelajaran bagi kita semua...
Bayangan Putih di Atas Tower
Ni cerita gw lupa kapan kejadiannya, mungkin sekitar 3 tahun lalu, jaman gw masih di SMA kelas 2 atau 3. Rumah gw di daerah Cibinong Jawa Barat, tepat disisi jalan raya. Belakang rumah gw tuh kosong, tapi jarak 12 meter ada kuburan-kuburan yang ga banyak, juga ga sedikit. Disamping rumah gw, agak kebelakang ada tower jaringan telepon selular, masih baru juga dibangunnya, sekitar 2005.
Nah malam itu, gw coba cari angin keluar rumah, daripada gw suntuk didalem. Rumah gw dipagar sekelilingnya, jadi dari teras ke pagar ada halamannya. Gw berdiri di halaman itu, lihat kanan kiri, depan tanpa lihat belakang (ngapain lihat belakang, kan dari dalem rumah). Jalan masih cukup ramai oleh hiruk pikuk kendaraan (kendaraan roda 4, kendaraan roda 2, kendaraan tak beroda). Ga sengaja gw noleh ke arah atas tower, gw lihat ada orang disana pakai baju putih yang gw kira tu kemeja yang ga dikancing, jadi berkibar-kibar layaknya superman!
Eit, bajunya ilang, kayanya lepas dan jatuh ke bawah karena angin malam yang cukup kencang lagi dingin, sehingga orang tadi nampak menghilang di kegelapan malam karena selembar bajunya yang putih dan terlihat di kegelapan itu jatuh. Memang biasanya orang tower (begitu julukan gw buat orang-orang dari seluler itu) mengecek keadaan peralatan tower, listrik dan lainnya, jadi gw coba aja ke belakang dan lihat keadaan tower bersama orang-orangnya itu, kali aja bisa hilangin suntuk plus ngantuk gw.
Sesampainya di TKP, gw tetap lihat ke atas. Lho?? sudah ga ada orangnya, cepat betul dia turun kebawah. Dan menolehlah gw ke bagian bawah tower, yang sejajar dengan tempat gw berpijak. Alamaaak, pintunya masih terkunci rapat, harusnya kalau ada yang ngecek, pintu itu dibuka bersama kunci dan gemboknya yang gede itu. Dah pasti ini bukan manusia, dan juga bukan manusia yang diculik alien, karena ga ada crop circle yang katanya bekas alien meski gw gak percaya. Ya udah, sebagai jenius yang awam gw ga pikir panjang lagi, dan berjalan ke arah rumah lagi. Karena gw pikir tu mba kun taw semacemnya bisa turun tower cepet banget, ngapain juga gw lari, pasti cepetan dia dari gw kalau mau ngejar.
Nah malam itu, gw coba cari angin keluar rumah, daripada gw suntuk didalem. Rumah gw dipagar sekelilingnya, jadi dari teras ke pagar ada halamannya. Gw berdiri di halaman itu, lihat kanan kiri, depan tanpa lihat belakang (ngapain lihat belakang, kan dari dalem rumah). Jalan masih cukup ramai oleh hiruk pikuk kendaraan (kendaraan roda 4, kendaraan roda 2, kendaraan tak beroda). Ga sengaja gw noleh ke arah atas tower, gw lihat ada orang disana pakai baju putih yang gw kira tu kemeja yang ga dikancing, jadi berkibar-kibar layaknya superman!
Eit, bajunya ilang, kayanya lepas dan jatuh ke bawah karena angin malam yang cukup kencang lagi dingin, sehingga orang tadi nampak menghilang di kegelapan malam karena selembar bajunya yang putih dan terlihat di kegelapan itu jatuh. Memang biasanya orang tower (begitu julukan gw buat orang-orang dari seluler itu) mengecek keadaan peralatan tower, listrik dan lainnya, jadi gw coba aja ke belakang dan lihat keadaan tower bersama orang-orangnya itu, kali aja bisa hilangin suntuk plus ngantuk gw.
Sesampainya di TKP, gw tetap lihat ke atas. Lho?? sudah ga ada orangnya, cepat betul dia turun kebawah. Dan menolehlah gw ke bagian bawah tower, yang sejajar dengan tempat gw berpijak. Alamaaak, pintunya masih terkunci rapat, harusnya kalau ada yang ngecek, pintu itu dibuka bersama kunci dan gemboknya yang gede itu. Dah pasti ini bukan manusia, dan juga bukan manusia yang diculik alien, karena ga ada crop circle yang katanya bekas alien meski gw gak percaya. Ya udah, sebagai jenius yang awam gw ga pikir panjang lagi, dan berjalan ke arah rumah lagi. Karena gw pikir tu mba kun taw semacemnya bisa turun tower cepet banget, ngapain juga gw lari, pasti cepetan dia dari gw kalau mau ngejar.
Cewe di Luar Rumah
Nama gue Dika.
Gue punya pengalaman pribadi tepatnya pas malam final world cup 2006 waktu itu Itali sebagai juaranya (kira kira jam 2 dinihari).
Singkat cerita lagi asik nonton sendirian tiba tiba gue iseng aja pengen nyari angin sambil ngerokok di luar. Tapi sebelumya gue pengen liat keadaan di luar rumah ternyata sepi sunyi. Pas gue ngintip lewat jendela ternyata ada cewe duduk2 di kursi yg terbuat dari batang kelapa+di bawah pohon mangga sendirian.
Gue pikir temennya kawan gue paling. Ya udahlah gue keluar dan pengen deketin. Sekitar udah pengen deket (kira kira jarak 5-6 meter) gue tegesin kok dia diem-diem aja. Gue merinding, langsung aja gue cabut, pas gue udah sampe rumah gue liat dia udah ga ada di kursi itu....
Ga pikir panjang gue langsung bangunin abang gue aja bwt nemeninin nonton. Sampe sekarang gue masih penasaran itu orang apa bukan...
*emg sih kata orang orang sekitar rumah gue, itu pohon mangga emang angker karena udah ada sebelum komplek gue dibangun. Gue juga pernah ngalamin waktu gue nongkrong sama anak-anak, gue sering banget denger kayak sesuatu jatoh dari pohon ke genteng berulang-ulang, tapi pas diliat ga ada apa apa....
Salam kenal aja gue nak Depok...
Thanks...
Gue punya pengalaman pribadi tepatnya pas malam final world cup 2006 waktu itu Itali sebagai juaranya (kira kira jam 2 dinihari).
Singkat cerita lagi asik nonton sendirian tiba tiba gue iseng aja pengen nyari angin sambil ngerokok di luar. Tapi sebelumya gue pengen liat keadaan di luar rumah ternyata sepi sunyi. Pas gue ngintip lewat jendela ternyata ada cewe duduk2 di kursi yg terbuat dari batang kelapa+di bawah pohon mangga sendirian.
Gue pikir temennya kawan gue paling. Ya udahlah gue keluar dan pengen deketin. Sekitar udah pengen deket (kira kira jarak 5-6 meter) gue tegesin kok dia diem-diem aja. Gue merinding, langsung aja gue cabut, pas gue udah sampe rumah gue liat dia udah ga ada di kursi itu....
Ga pikir panjang gue langsung bangunin abang gue aja bwt nemeninin nonton. Sampe sekarang gue masih penasaran itu orang apa bukan...
*emg sih kata orang orang sekitar rumah gue, itu pohon mangga emang angker karena udah ada sebelum komplek gue dibangun. Gue juga pernah ngalamin waktu gue nongkrong sama anak-anak, gue sering banget denger kayak sesuatu jatoh dari pohon ke genteng berulang-ulang, tapi pas diliat ga ada apa apa....
Salam kenal aja gue nak Depok...
Thanks...
ngeboncengin setan
Gwe Rika di Surabaya, gwe mau nyeritain kisah gwe yg ngebonceng kuntilanak.....
Crita nya gini, malem itu ada pesta ultah temen sekolah gwe. Temen gwe bernama Mira sebenernya pesta itu adalah kejutan bwt dya. Gwe nyuru dya dteng ke sekola jam 21:00. Dya dteng tepat waktu, dan dya kaget karena kejutan yg kita bwt meriah. Tiba2 lampu mati terus ujan dateng, akirnya acara kita sudahi. Semua da pada balik kecuali gwe dan Mira soalnya Mira nunggu dijemput pacarnya dan gwe naik motor sendiri, waktu itu jam menunjukkan pukul 23:30. Akirnya Mira di jemput jadi gwe sendiri, untung ujan cepet redah. Pas gwe mau balik ada temen gwe Lilin yg blum pulang juga trus dya minta gwe bonceng pulang alias nebeng. Dijalan sepi bgt.... tiba2 bulu kuduk gwe berdiri. Gwe takut bgt trus dya minta berenti disamping kuburan. Habis gwe anterin dya, gwe langsung pulang pas gwe noleh ke dya, keliatannya kakinya gag nampak ditanah, otomatis gwe takut.
Besoknya gwe nanyak ke dya..
Gwe : "Eh.. kenapa kemaren kok loe minta berenti di dkt kuburan?"
Lilin : "Kapan..? Gwe kemaren perasaan gag nebeng ma loe!!!"
Gwe: "Lho..? Terus yg kemaren sapa yg nebheng ma gwe???"
Lilin : "Gag tau..!!!"
Gwe nyadar yg kemaren gwe bonceng adalah SETAN.....
Crita nya gini, malem itu ada pesta ultah temen sekolah gwe. Temen gwe bernama Mira sebenernya pesta itu adalah kejutan bwt dya. Gwe nyuru dya dteng ke sekola jam 21:00. Dya dteng tepat waktu, dan dya kaget karena kejutan yg kita bwt meriah. Tiba2 lampu mati terus ujan dateng, akirnya acara kita sudahi. Semua da pada balik kecuali gwe dan Mira soalnya Mira nunggu dijemput pacarnya dan gwe naik motor sendiri, waktu itu jam menunjukkan pukul 23:30. Akirnya Mira di jemput jadi gwe sendiri, untung ujan cepet redah. Pas gwe mau balik ada temen gwe Lilin yg blum pulang juga trus dya minta gwe bonceng pulang alias nebeng. Dijalan sepi bgt.... tiba2 bulu kuduk gwe berdiri. Gwe takut bgt trus dya minta berenti disamping kuburan. Habis gwe anterin dya, gwe langsung pulang pas gwe noleh ke dya, keliatannya kakinya gag nampak ditanah, otomatis gwe takut.
Besoknya gwe nanyak ke dya..
Gwe : "Eh.. kenapa kemaren kok loe minta berenti di dkt kuburan?"
Lilin : "Kapan..? Gwe kemaren perasaan gag nebeng ma loe!!!"
Gwe: "Lho..? Terus yg kemaren sapa yg nebheng ma gwe???"
Lilin : "Gag tau..!!!"
Gwe nyadar yg kemaren gwe bonceng adalah SETAN.....
Dicakar Makluk Halus
gw Faldy lagi. Gw ada cerita yang lebih seyem dari kemarin. Ini cerita bukan dari gw tapi dari temen gw yang namanya sebut aja Andi. Waktu itu kira-kira jam 12 siang lewat gitu deh, kan Bokap ama nyokap gw lagi berangkat ke Balikpapan tuh, so gw jadi ditinggal sendirian dirumah. Dari pagi ampe sore gw sih berani-berani aja ditinggal sendirian tapi (ko ada tapinya?) dari sore ampe malam plus sampe pagi lagi, jujur gw ga berani (gw waktu itu baru umur 11 thn) coalnya ini rumah baru gw ama keluarga gw tempatin maka dari itu gw belum kenalan ama penjaga rumah gw (makhluk halus penghuni rumah maksudnya). Gw terpaksa minta temenin Julak (sebutan buat kaka Bokap gw dari suku Kutai) ama sepupu gw Andi itu. Malam pertama gw tidur nyenyak aja ama sepupu gw, hari kedua sama nyenyaknya, pas hari ketiganya (nah ini dia! ENG.. ING.. ENG..!) sepupu gw ama Julak gw dibadannya ada bekas cakaran. Kalo Julak gw tepat dipunggung sedangkan si Andi tepat dipahanya, gw sih awalnya ga percaya tapi pas gw liat... eh beneran ada cakaran panjang kaya habis dicakar hewan buas tapi itu hanya luka dalam. Di kulit luarnya baik-baik aja, tapi didalamnya merah banget. Gw nanya ama Julak gw, katanya tadi malam ad makhluk yang mau masuk kekamar gw tapi ga bisa, soalnya udah dipagar ama Julak gw pake Ayat Kursi. Sayang waktu hari pertama kami sempat kecolongan, makanya tuh makhluk bisa masuk. Kata julak gw waktu dia ga bisa masuk, dia hanya mencakar-cakar pintu kamar gw aj. Kukunya panjang banget, tapi mukanya ga terlalu keliatan. Gw sih kaget capur rada takut, anehnya cuma gw aja yang ga kena. Mungkin aja karna gw yang punya rumah, makanya ga diganggu. Gw punya saran and Tips gitu deh biar ga diganggu makhluk halus ketika mau tidur. Pertama sebelum tidur biasakan untuk wudhu dulu (bagi muslim) sedangkan untuk non muslim biasakan untuk membersihkan diri sebelum tidur, contoh cuci kaki, gosok gigi, dll (Fakta bahwa makhluk halus menyukai keadaan kotor). Kedua biasakan membaca doa sebelum tidur (untuk seluruh agama) sedangkan untuk muslim disarankan untuk mandi ayat diawali membaca Basmallah, caranya seperti berdoa bacalah Al-Ikhlas, Al-Falaq, AN-Nas setelah itu diusapkan keseluruh tubuh (dilakukan 3kali) dilanjutkan membaca Ayat Kursi, dan ditutup AL-Fatiha namun akan lebih lengkap dengan melakukan Dzikir (Fakta bahwa Jin ataupun makhluk halus anti akan ayat-ayat Tuhan). Selalu membersihkan atau merapikan tempat tidur (Fakta liat ke tahap pertama). Terakhir disarankan untuk tidur mereng menghadap kanan kalo perlu pake guling (untuk seluruh agama) khusus untuk muslim turutin Sunnah-sunnah Nabi ketika tidur (Fakta orang yang sering ditindih makhluk halus kebanyakan orang yang tidur terlentang dan hindari tidur tengkurap). Khusus untuk muslim, lakukan sholat Sunnah terlebih dahulu sebelum tidur. InsyaAllah (jika Allah menghendaki) kalian akan terbebas dari gangguan Jin. Maaf buat para Muslim Bali, disarankan Sesajen ataupun hal yang berbau mistik didalam kamar agar dibuang aja (Fakta Makhluk halus menyenangi yang namanya sesajen dan wangi-wangian non alkohol).
Air Terjun Jolong
Waktu itu sekitar tahun 2007 saat aku duduk di kelas 1 SMA, temenku ngajak ke air terjun di Jolong. Aku pergi dengan ke 12 temanku, 7 cewek dan 6 cowok termasuk aku. Kami berangkat dari rumah bersama-sama kira2 pukul 8. Kayaknya pas liburan deh...
Kami pergi dengan berboncengan, perjalanan sampai air terjun kira2 2 jam. Waktu di perjalanan, motor temanku yang namanya Totok, mogok terus. Kira2 mogoknya sampai 9X. Dalam perjalanan kami, kami juga tersesat gak tau jalannya. Temenku juga ada yang ketinggalan. Kami saling menyalahkan 1 sama lain, dan akhirnya kami bertemu dengan warga desa, dan kami tanyakan jalan menuju desa Jolong tempat tujuan kami.
Setelah diberitahu bahwa kita salah jalan, kami kembali ke jalan awal dan akhirnya kami bertemu dengan temanku itu, dan kami terusin perjalanan tanpa tahu apa yang akan terjadi nantinya. Motor temenku tetap mogok. Kami melewati waduk rawa dan hutan, karena tempatnya di atas gunung. Akhirnya kami sampai di tempat tujuan kami dan kami istirahat di rumah temannya Totok. Kira2 jam 12'an karena motornya Totok mogok.
Pas baru masuk ke rumah malah terjadi ujan deres banget, sampai2 dua temenku ngajak pulang. Tapi kami gak mau pulang karena tanggung dah sampai sini malah gak jadi. Akhirnya kita sepakat bahwa kita akan ke air terjun itu walau ujan masih turun. Akhirnya kita nekat untuk ke air terjun walau ujan deres banget. Yang aku takutin cuma teman cewekku yang sering pingsan...
Perjalanan ke air terjun gak bisa ditempuh dengan motor karena jalannya setapak dan melewati jurang. Perjalanan kami kesana sudah diperingati oleh warga sekitar.
Warga1 : Dek ajeng teng pundi (dek mau kemana?)
Kami : Ajeng teng air tejun bu (mau ke air terjun bu)
Warga1 : Mending ra usah dek, ki lho udan deres. sesok ae ning air terjune (mending gak usah dek, ni lho ujan deras. besok aja ke air terjun)
Kami : matur nuwun bu, mumpung mpun tuk mriki kok (terima kasih bu, mumpung udah sampe sini koq)
Warga1 : Y wis ati2 ya. (ya udah hati2 ya)
Kami : nggeh bu, pareng (ya bu, permisi)
Kami tetap melanjutkan perjalanan. Waktu sampai di sekolahan SD Jolong 2, kami bertemu dengan kakek yang misterius, dia juga menahan kami agar tidak jadi ke air terjun. Dan kami tetap melanjutkan perjalanan kami ke air terjun tanpa memperdulikan peringatan dari warga desa. Saat aku menoleh ke belakang kakek itu gak ada di pertigaan tadi. Tapi aku cuek saja, aku cuma berpikir mungkin saja dia pergi ke kebun. Akhirnya kami melewati jalan setapak yang di sebelah kanannya jurang yang dalam. Waktu di jalan itu kami juga di peringati warga desa lagi, tapi kami tetap tak menghiraukan...
Ada salah satu temen cewekku yang usil banget. Dia metik bunga, daun, kopi sembarangan, namanya Tria. Kami sudah menegurnya tapi dia gak mau menghiraukan. Akhirnya kami sampai ke air terjun Jolong. Waktu itu hujan masih deres banget. Perasaan kami puas banget bisa sampai ke air terjun ini. Tempatnya sungguh indah, jauh dari tempat pemukiman warga. Kami menuliskan nama kami di salah satu batu yang paling besar di tempat air terjun itu. Yang saya takutkan adalah kalau terjadi banjir, karena kita melewati sungai. Akhirnya hujannya reda juga, dan kami tambah senang. Apalagi ada salah satu temanku yang naik ke atas air terjun...
Kami telah merasa puas dengan air terjun itu dan kami memutuskan untuk pulang. Tapi temenku yang usil tadi yang namanya Tria gak mau pulang, dia cuma lihat ke atas air terjun. Kami mengajak dia pulang tapi dia tetap tidak mau. Akhirnya salah satu temanku memarahi dia, dan akhirnya kami pulang. Saat di perjalanan pulang, hujan datang lagi walau gak cukup deras. Temenku mau ambilkan daun pisang buat temen cewekku yang ia taksir, dia lagi PDKT. Dan dia pinjem sabitnya seorang kakek berbaju hitam memakai caping yang ternyata kakek yang melarang kami pas di pertigaan SD Jolong 2.
Tiba2 teman kami Tria itu pingsan, dan temenku yang namanya Heri yang tubuhnya paling besar menggendongnya. Tapi anehnya temenku itu gak kuat gendong Tria, padahal Tria itu badannya kecil banget. Pas di gendong melewati jalan setapak di tebing, tiba2 temenku triak2 gak karuan, brontak, sampai2 temenku Heri gak kuat nahan padahal badannya paling besar sendiri.
Ternyata dia kesurupan setan penunggu di Jolong. Akhirnya kami cowok berenam membopong dia, dia terus memberontak sampai kami ber6 gak bisa menahannya. Akhirnya aku berinisiatif buat minta bantuan sama kakek tadi yang kayaknya mengikuti kita dari awal kami berangkat. Dan ternyata kakek itu punya merah delima. Dan yang gak aku sangka dia kayaknya sudah mempersiapkan segalanya dari merah delima, air dan alat lainnya yang aku gak ngerti. Dan dia mengusap dahi Tria dengan tangannya yang udah dicelupin dalam air tadi yang entah aku gak tahu ada apa di dalamnya. Teman2 cewekku pada nangis karena ketakutan...
Setelah diusap dahinya dan dibacakan mantra (ntah apa yang dibaca), temenku sedikit gak berontak. Dan kakek itu menyuruh kami cepat2 membawa Tria ke atas, jauh dari air terjun. Salah satu temanku memanggil juru kuncinya daerah Jolong. Akhirnya kami sampai ke jalan besar, dan tidak lama setelah itu juru kuncinya datang. Ternyata yang datang bukan juru kuncinya, melainkan anaknya...
Beberapa lama setelah bapak itu datang, Tria sadar diri. Dia ingin diturunkan, tapi bapak anak juru kunci tadi memerintahkan kami bahwa Tria gak boleh nempel di tanah karena bisa membuat yang merasukinya keluar dari tubuh Tria. Tapi Tria menyebut2 nama kakaknya, dan kami pikir dia benar2 sadar. Tapi pas kami turunkan dia, dia malah mau lari ke jurang. Untung saja kami menahannya. Bapak tadi menyuruh yang merasukinya agar keluar, tapi arwah yang merasuki tubuh Tria gak mau keluar. Lama2 Tria agak sedikit tak memberontak, mungkin karena kelelahan.
Pas aku lihat kebelakang lagi dengan maksud mau berterima kasih dengan kakek tadi, kakek itu sudah gak ada di belakang kami, padahal aku yakin dia mengikuti kita. Tapi aku masih cuek, yang aku pikirkan cuma keadaan Tria. Akhirnya kami sampai di rumah bapak tadi dan lama2 Tria bisa sadar juga. Tapi setelah kejadian itu kelakuannya tampak aneh. Tapi kami tak mengatakan apa2 tentang apa yang terjadi tadi.
Setelah kami memastikan Tria benar2 sadar kami pulang. Tapi aku masih penasaran dengan kakek tadi. Aku menanyakan tentang kakek tadi kepada bapak juru kunci, tapi dia bilang dia gak pernah lihat kakek yang kami lihat tadi. Aku juga bertanya dengan warga sekitar tapi jawaban mereka sama yaitu mereka gak tahu kakek yang menolong itu. Setelah itu bulu kudukku berdiri. Aku berpikir mungkin kakek tadi utusan yang Maha Kuasa untuk menolong kami. Karena kami tak mau menyadari bahwa Dia sudah memperingatkan kami sebelum ke air terjun.
Mulai dari motor temenku Totok yang mogok terus sewaktu berangkat, kami tersesat dan salah jalan, sampai di Jolong ujan deres dan kami tak menghiraukan sampai2 tak menghiraukan larangan warga desa untuk tidak ke air terjun. Dan anehnya motor nya Totok waktu pulang gak mogok sama sekali...
Akhirnya kami sampai rumah dan istirahat. Sampai di rumah aku masih bertanya-tanya tentang kakek tadi. Aku masih penasaran. Mungkin anda menganggap cerita ini cuma karangan. Ini merupakan kejadian nyata. Anda bisa membuktikan tempat kejadiannya.
Tak beberapa lama kemudian selang waktu 1 minggu setelah kami dari sana, ada 4 orang laki2 yang datang ke air terjun itu, dan salah satu temennya kesurupan juga. Karena ke-3 temennya gak kuat menahannya, laki2 itu tewas di jurang dan ususnya keluar karena terjun ke jurang. Kami jadi semakin takut.
Kejadian ini gak bisa aku lupakan, karena kejadian ini paling menakutkan bagi saya dan mengetahui bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa selalu mengawasi kita. Dan aku yakin bahwa teman2 sampai sekarang masih mengingat kejadian ini.
Kami pergi dengan berboncengan, perjalanan sampai air terjun kira2 2 jam. Waktu di perjalanan, motor temanku yang namanya Totok, mogok terus. Kira2 mogoknya sampai 9X. Dalam perjalanan kami, kami juga tersesat gak tau jalannya. Temenku juga ada yang ketinggalan. Kami saling menyalahkan 1 sama lain, dan akhirnya kami bertemu dengan warga desa, dan kami tanyakan jalan menuju desa Jolong tempat tujuan kami.
Setelah diberitahu bahwa kita salah jalan, kami kembali ke jalan awal dan akhirnya kami bertemu dengan temanku itu, dan kami terusin perjalanan tanpa tahu apa yang akan terjadi nantinya. Motor temenku tetap mogok. Kami melewati waduk rawa dan hutan, karena tempatnya di atas gunung. Akhirnya kami sampai di tempat tujuan kami dan kami istirahat di rumah temannya Totok. Kira2 jam 12'an karena motornya Totok mogok.
Pas baru masuk ke rumah malah terjadi ujan deres banget, sampai2 dua temenku ngajak pulang. Tapi kami gak mau pulang karena tanggung dah sampai sini malah gak jadi. Akhirnya kita sepakat bahwa kita akan ke air terjun itu walau ujan masih turun. Akhirnya kita nekat untuk ke air terjun walau ujan deres banget. Yang aku takutin cuma teman cewekku yang sering pingsan...
Perjalanan ke air terjun gak bisa ditempuh dengan motor karena jalannya setapak dan melewati jurang. Perjalanan kami kesana sudah diperingati oleh warga sekitar.
Warga1 : Dek ajeng teng pundi (dek mau kemana?)
Kami : Ajeng teng air tejun bu (mau ke air terjun bu)
Warga1 : Mending ra usah dek, ki lho udan deres. sesok ae ning air terjune (mending gak usah dek, ni lho ujan deras. besok aja ke air terjun)
Kami : matur nuwun bu, mumpung mpun tuk mriki kok (terima kasih bu, mumpung udah sampe sini koq)
Warga1 : Y wis ati2 ya. (ya udah hati2 ya)
Kami : nggeh bu, pareng (ya bu, permisi)
Kami tetap melanjutkan perjalanan. Waktu sampai di sekolahan SD Jolong 2, kami bertemu dengan kakek yang misterius, dia juga menahan kami agar tidak jadi ke air terjun. Dan kami tetap melanjutkan perjalanan kami ke air terjun tanpa memperdulikan peringatan dari warga desa. Saat aku menoleh ke belakang kakek itu gak ada di pertigaan tadi. Tapi aku cuek saja, aku cuma berpikir mungkin saja dia pergi ke kebun. Akhirnya kami melewati jalan setapak yang di sebelah kanannya jurang yang dalam. Waktu di jalan itu kami juga di peringati warga desa lagi, tapi kami tetap tak menghiraukan...
Ada salah satu temen cewekku yang usil banget. Dia metik bunga, daun, kopi sembarangan, namanya Tria. Kami sudah menegurnya tapi dia gak mau menghiraukan. Akhirnya kami sampai ke air terjun Jolong. Waktu itu hujan masih deres banget. Perasaan kami puas banget bisa sampai ke air terjun ini. Tempatnya sungguh indah, jauh dari tempat pemukiman warga. Kami menuliskan nama kami di salah satu batu yang paling besar di tempat air terjun itu. Yang saya takutkan adalah kalau terjadi banjir, karena kita melewati sungai. Akhirnya hujannya reda juga, dan kami tambah senang. Apalagi ada salah satu temanku yang naik ke atas air terjun...
Kami telah merasa puas dengan air terjun itu dan kami memutuskan untuk pulang. Tapi temenku yang usil tadi yang namanya Tria gak mau pulang, dia cuma lihat ke atas air terjun. Kami mengajak dia pulang tapi dia tetap tidak mau. Akhirnya salah satu temanku memarahi dia, dan akhirnya kami pulang. Saat di perjalanan pulang, hujan datang lagi walau gak cukup deras. Temenku mau ambilkan daun pisang buat temen cewekku yang ia taksir, dia lagi PDKT. Dan dia pinjem sabitnya seorang kakek berbaju hitam memakai caping yang ternyata kakek yang melarang kami pas di pertigaan SD Jolong 2.
Tiba2 teman kami Tria itu pingsan, dan temenku yang namanya Heri yang tubuhnya paling besar menggendongnya. Tapi anehnya temenku itu gak kuat gendong Tria, padahal Tria itu badannya kecil banget. Pas di gendong melewati jalan setapak di tebing, tiba2 temenku triak2 gak karuan, brontak, sampai2 temenku Heri gak kuat nahan padahal badannya paling besar sendiri.
Ternyata dia kesurupan setan penunggu di Jolong. Akhirnya kami cowok berenam membopong dia, dia terus memberontak sampai kami ber6 gak bisa menahannya. Akhirnya aku berinisiatif buat minta bantuan sama kakek tadi yang kayaknya mengikuti kita dari awal kami berangkat. Dan ternyata kakek itu punya merah delima. Dan yang gak aku sangka dia kayaknya sudah mempersiapkan segalanya dari merah delima, air dan alat lainnya yang aku gak ngerti. Dan dia mengusap dahi Tria dengan tangannya yang udah dicelupin dalam air tadi yang entah aku gak tahu ada apa di dalamnya. Teman2 cewekku pada nangis karena ketakutan...
Setelah diusap dahinya dan dibacakan mantra (ntah apa yang dibaca), temenku sedikit gak berontak. Dan kakek itu menyuruh kami cepat2 membawa Tria ke atas, jauh dari air terjun. Salah satu temanku memanggil juru kuncinya daerah Jolong. Akhirnya kami sampai ke jalan besar, dan tidak lama setelah itu juru kuncinya datang. Ternyata yang datang bukan juru kuncinya, melainkan anaknya...
Beberapa lama setelah bapak itu datang, Tria sadar diri. Dia ingin diturunkan, tapi bapak anak juru kunci tadi memerintahkan kami bahwa Tria gak boleh nempel di tanah karena bisa membuat yang merasukinya keluar dari tubuh Tria. Tapi Tria menyebut2 nama kakaknya, dan kami pikir dia benar2 sadar. Tapi pas kami turunkan dia, dia malah mau lari ke jurang. Untung saja kami menahannya. Bapak tadi menyuruh yang merasukinya agar keluar, tapi arwah yang merasuki tubuh Tria gak mau keluar. Lama2 Tria agak sedikit tak memberontak, mungkin karena kelelahan.
Pas aku lihat kebelakang lagi dengan maksud mau berterima kasih dengan kakek tadi, kakek itu sudah gak ada di belakang kami, padahal aku yakin dia mengikuti kita. Tapi aku masih cuek, yang aku pikirkan cuma keadaan Tria. Akhirnya kami sampai di rumah bapak tadi dan lama2 Tria bisa sadar juga. Tapi setelah kejadian itu kelakuannya tampak aneh. Tapi kami tak mengatakan apa2 tentang apa yang terjadi tadi.
Setelah kami memastikan Tria benar2 sadar kami pulang. Tapi aku masih penasaran dengan kakek tadi. Aku menanyakan tentang kakek tadi kepada bapak juru kunci, tapi dia bilang dia gak pernah lihat kakek yang kami lihat tadi. Aku juga bertanya dengan warga sekitar tapi jawaban mereka sama yaitu mereka gak tahu kakek yang menolong itu. Setelah itu bulu kudukku berdiri. Aku berpikir mungkin kakek tadi utusan yang Maha Kuasa untuk menolong kami. Karena kami tak mau menyadari bahwa Dia sudah memperingatkan kami sebelum ke air terjun.
Mulai dari motor temenku Totok yang mogok terus sewaktu berangkat, kami tersesat dan salah jalan, sampai di Jolong ujan deres dan kami tak menghiraukan sampai2 tak menghiraukan larangan warga desa untuk tidak ke air terjun. Dan anehnya motor nya Totok waktu pulang gak mogok sama sekali...
Akhirnya kami sampai rumah dan istirahat. Sampai di rumah aku masih bertanya-tanya tentang kakek tadi. Aku masih penasaran. Mungkin anda menganggap cerita ini cuma karangan. Ini merupakan kejadian nyata. Anda bisa membuktikan tempat kejadiannya.
Tak beberapa lama kemudian selang waktu 1 minggu setelah kami dari sana, ada 4 orang laki2 yang datang ke air terjun itu, dan salah satu temennya kesurupan juga. Karena ke-3 temennya gak kuat menahannya, laki2 itu tewas di jurang dan ususnya keluar karena terjun ke jurang. Kami jadi semakin takut.
Kejadian ini gak bisa aku lupakan, karena kejadian ini paling menakutkan bagi saya dan mengetahui bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa selalu mengawasi kita. Dan aku yakin bahwa teman2 sampai sekarang masih mengingat kejadian ini.
Mengejar Pocong Menangis
Hy, aku Briand. Aku punya pengalaman seram ketika aku kecil dulu. Langsung aja ke cerita seramnya.
Tahun 1998 ketika aku br masuk SD kls 1. Kampung aku waktu itu tiap malam di teror suara2 serta penampakan pocong menangis di tengah malam. Asal mula munculnya pocong menangis ini ketika, salah satu warga kampung sebut saja Pak Misno meninggal dunia karena terjangkiti virus HIV AIDS.
Semasa hidup, pak Misno terkenal sebagai orang berperangai kasar, suka mabuk2an, maen perempuan, dan sering di ketemukan sedang bermain judi di terminal oleh penduduk kampung.
Semua penduduk tak ada yang berani sama pak Misno. Pak lurah dan para tokoh agama di kampungku sudah berulang kali menasehati dia. Tapi emang dasar kalau jiwanya sudah di rasuki iblis selamanya tetap akan jadi pengikut iblis.
Kira2 hari Rabu malam, pak Misno dikabarkan meninggal di tempat pengasingannya di ujung kampung (dia mengasingkan diri karena malu sebagai pengidap HIV).
Warga yang selama ini merasa di rugikan atas kelakuan pak Misno semasa hidup tak ada yang datang melayat, selain masih dendam, ada juga yang enggan datang karena takut dekat2 sama orang pengidap HIV AIDS, meski orangnya udah meninggal.
Singkat ceritanya, jenazah pak Misno di mandikan, di kafankan, lalu di sholatkan di Mesjid. Dan di makamkan kamis siangnya yang hanya di hadiri pak lurah dan orang2 yang masih mempunyai hati nurani untuk membantu menguburkan si Mayat (termasuk bapak saya yang ikut menguburkan pak Misno).
Jenasah telah di kuburkan, orang2 hendak meninggalkan kuburan 'Rumah Baru' pak Misno. Tiba2 terdengar bunyi gelegar suara guntur dilangit. Padahal cuaca siang itu lagi cerah banget.
Astaghfirullah, berbagai macam spekulasi muncul di benak masing2 yang ikut menguburkan jenazah pak Misno. Termasuk bapak ku.
Malam tiba, tepat malam Jum'at. Kampung yang sunyi tiba2 heboh dengan teriakan salah satu warga yang melihat ada pocong menangis melayang berputar2 di sekitar tempat pengasingan pak Misno dulu. Itu terjadi berulang2 tiap malam selalu gentayangan di seluruh pelosok kampung.
Kadang terdengar menangis di teras2 rumah penduduk kampung. Warga yang semakin dicekam oleh teror pocong menangis berkonsultasi dengan para tokoh agama lalu merencanakan penangkapan pocong menangis malamnya kemudian.
Setelah diadakan perundingan, para tokoh Agama akan segera melakukan penangkapan pocong gentayangan yang sering meneror kampungku dan seisinya. Lokasi penangkapan di lakukan di tempat bekas pengasingan pak Misno dulu sehabis shalat Isya. (Aku waktu itu pengen ikut melihat proses penangkapan pocong menangis itu tapi dilarang bapak karena masih kecil, dan aku ditinggal di rumah).
Sekitar pukul 10 malam, rasa penasaran ku semakin memuncak. Aku ingin sekali melihat bagaimana orang2 hebat itu menangkap pocong menangis peneror warga kampungku. Dan aku nekad keluar melalui jendela kamarku. Lalu mengendap2 agak jauh dari rumah.
Sudah agak jauh dari rumah, ku lihat kiri kanan sepi. Tak nampak batang hidung 1 manusiapun. Karena agak takut dengan suasana sepi di luar, aku lari sekencang-kencangnya menuju tempat penangkapan pocong menangis, Yaitu tempat pengasingan pak Misno dulu yang berjarak kira2 300 meter dari rumahku.
Sampai sudah disana. Nafas ngos2an karena lari cukup jauh tanpa henti. Eh, belum selesai ngatur nafas aku kaget. Rumah yang aku tuju lengang, sepi, gelap tanpa cahaya lampu dan tanpa sebatang hidungpun manusia disana. Kemana semua orang?? Katanya prosesi penangkapan tu pocong disini?? Dan bapakku mana gak kelihatan!
Belum selesai aku berpikir, tiba2 telingaku menangkap suara tangisan yang membuat bulu kudukku berdiri semua. Pandanganku terpaku pada sosok putih2 diatas atap yang menatapku dengan wajahnya yang menyeramkan penuh darah.
Sosok itu melayang mendekat kearahku. Aku tak bisa lari. Kaki seakan terpaku ke bumi. Mulut terkunci, dan rasa takut semakin membuatku menggigil.
Semakin mendekat aku semakin mengenali wajah sosok pucat penuh darah. Wajah pak Misno!!
Lalu sosok itu berhenti kira2 5 meter dari tempatku. Dia lalu mengeluarkan suara tangisan dan badannya berguncang halus ke kiri kanan. Setelah itu aku tak ingat apa2 lagi. Pemandangan seakan gelap dan kabur.
Setelah sadar aku menemukan diriku berada di Masjid dikelilingi Orang yang ku kenal, diantaranya adalah bapakku. Bapak lalu memelukku dan menanyakan keaadaanku, aku baik2 saja. Tapi kepalaku agak sedikit pening.
Setelah itu aku demam dan sakit selama hampir 1 minggu. Ketika sakit aku sering mimpi buruk tentang pak Misno dengan wajahnya yang menyeramkan. Sakitku perlahan2 sembuh dan mimpi buruk itu lama2 hilang ketika aku di terapi oleh pak ustad kenalan bapak.
Setelah sehat, aku menceritakan pengalaman seramku itu pada bapak dan keluarga lainnya.
Dan apa jawaban bapak??
Ternyata malam itu lokasi penangkapan pocong itu di pindahkan ke kuburan pak Misno. Disana di bacakan doa2 untuk ketenangan pak Misno agar tenang di alam sana. Dan ternyata sosok pocong yang menyerupai pak Misno adalah sosok jin kafir yang selama ini adalah perewangan pak Misno. Jin itu berhasil di tangkap dan di kunci dalam tasbih pak ustad. Tasbih berisi jin kafir itupun kemudian di buang ke laut. Semenjak itu suasana kampungku tak lagi mencekam. Dan tak ada lagi gangguan pocong menangis.
Sekarang aku udah kuliah semester 1 di salah 1 PTN. Dan kisah masa kecil itu kan slalu teringat sampai kapanpun ...
Terima kasih buat teman2 yang udah ngebaca tulisan aku. Kalau ada salah kata mohon di maafkan.
Tahun 1998 ketika aku br masuk SD kls 1. Kampung aku waktu itu tiap malam di teror suara2 serta penampakan pocong menangis di tengah malam. Asal mula munculnya pocong menangis ini ketika, salah satu warga kampung sebut saja Pak Misno meninggal dunia karena terjangkiti virus HIV AIDS.
Semasa hidup, pak Misno terkenal sebagai orang berperangai kasar, suka mabuk2an, maen perempuan, dan sering di ketemukan sedang bermain judi di terminal oleh penduduk kampung.
Semua penduduk tak ada yang berani sama pak Misno. Pak lurah dan para tokoh agama di kampungku sudah berulang kali menasehati dia. Tapi emang dasar kalau jiwanya sudah di rasuki iblis selamanya tetap akan jadi pengikut iblis.
Kira2 hari Rabu malam, pak Misno dikabarkan meninggal di tempat pengasingannya di ujung kampung (dia mengasingkan diri karena malu sebagai pengidap HIV).
Warga yang selama ini merasa di rugikan atas kelakuan pak Misno semasa hidup tak ada yang datang melayat, selain masih dendam, ada juga yang enggan datang karena takut dekat2 sama orang pengidap HIV AIDS, meski orangnya udah meninggal.
Singkat ceritanya, jenazah pak Misno di mandikan, di kafankan, lalu di sholatkan di Mesjid. Dan di makamkan kamis siangnya yang hanya di hadiri pak lurah dan orang2 yang masih mempunyai hati nurani untuk membantu menguburkan si Mayat (termasuk bapak saya yang ikut menguburkan pak Misno).
Jenasah telah di kuburkan, orang2 hendak meninggalkan kuburan 'Rumah Baru' pak Misno. Tiba2 terdengar bunyi gelegar suara guntur dilangit. Padahal cuaca siang itu lagi cerah banget.
Astaghfirullah, berbagai macam spekulasi muncul di benak masing2 yang ikut menguburkan jenazah pak Misno. Termasuk bapak ku.
Malam tiba, tepat malam Jum'at. Kampung yang sunyi tiba2 heboh dengan teriakan salah satu warga yang melihat ada pocong menangis melayang berputar2 di sekitar tempat pengasingan pak Misno dulu. Itu terjadi berulang2 tiap malam selalu gentayangan di seluruh pelosok kampung.
Kadang terdengar menangis di teras2 rumah penduduk kampung. Warga yang semakin dicekam oleh teror pocong menangis berkonsultasi dengan para tokoh agama lalu merencanakan penangkapan pocong menangis malamnya kemudian.
Setelah diadakan perundingan, para tokoh Agama akan segera melakukan penangkapan pocong gentayangan yang sering meneror kampungku dan seisinya. Lokasi penangkapan di lakukan di tempat bekas pengasingan pak Misno dulu sehabis shalat Isya. (Aku waktu itu pengen ikut melihat proses penangkapan pocong menangis itu tapi dilarang bapak karena masih kecil, dan aku ditinggal di rumah).
Sekitar pukul 10 malam, rasa penasaran ku semakin memuncak. Aku ingin sekali melihat bagaimana orang2 hebat itu menangkap pocong menangis peneror warga kampungku. Dan aku nekad keluar melalui jendela kamarku. Lalu mengendap2 agak jauh dari rumah.
Sudah agak jauh dari rumah, ku lihat kiri kanan sepi. Tak nampak batang hidung 1 manusiapun. Karena agak takut dengan suasana sepi di luar, aku lari sekencang-kencangnya menuju tempat penangkapan pocong menangis, Yaitu tempat pengasingan pak Misno dulu yang berjarak kira2 300 meter dari rumahku.
Sampai sudah disana. Nafas ngos2an karena lari cukup jauh tanpa henti. Eh, belum selesai ngatur nafas aku kaget. Rumah yang aku tuju lengang, sepi, gelap tanpa cahaya lampu dan tanpa sebatang hidungpun manusia disana. Kemana semua orang?? Katanya prosesi penangkapan tu pocong disini?? Dan bapakku mana gak kelihatan!
Belum selesai aku berpikir, tiba2 telingaku menangkap suara tangisan yang membuat bulu kudukku berdiri semua. Pandanganku terpaku pada sosok putih2 diatas atap yang menatapku dengan wajahnya yang menyeramkan penuh darah.
Sosok itu melayang mendekat kearahku. Aku tak bisa lari. Kaki seakan terpaku ke bumi. Mulut terkunci, dan rasa takut semakin membuatku menggigil.
Semakin mendekat aku semakin mengenali wajah sosok pucat penuh darah. Wajah pak Misno!!
Lalu sosok itu berhenti kira2 5 meter dari tempatku. Dia lalu mengeluarkan suara tangisan dan badannya berguncang halus ke kiri kanan. Setelah itu aku tak ingat apa2 lagi. Pemandangan seakan gelap dan kabur.
Setelah sadar aku menemukan diriku berada di Masjid dikelilingi Orang yang ku kenal, diantaranya adalah bapakku. Bapak lalu memelukku dan menanyakan keaadaanku, aku baik2 saja. Tapi kepalaku agak sedikit pening.
Setelah itu aku demam dan sakit selama hampir 1 minggu. Ketika sakit aku sering mimpi buruk tentang pak Misno dengan wajahnya yang menyeramkan. Sakitku perlahan2 sembuh dan mimpi buruk itu lama2 hilang ketika aku di terapi oleh pak ustad kenalan bapak.
Setelah sehat, aku menceritakan pengalaman seramku itu pada bapak dan keluarga lainnya.
Dan apa jawaban bapak??
Ternyata malam itu lokasi penangkapan pocong itu di pindahkan ke kuburan pak Misno. Disana di bacakan doa2 untuk ketenangan pak Misno agar tenang di alam sana. Dan ternyata sosok pocong yang menyerupai pak Misno adalah sosok jin kafir yang selama ini adalah perewangan pak Misno. Jin itu berhasil di tangkap dan di kunci dalam tasbih pak ustad. Tasbih berisi jin kafir itupun kemudian di buang ke laut. Semenjak itu suasana kampungku tak lagi mencekam. Dan tak ada lagi gangguan pocong menangis.
Sekarang aku udah kuliah semester 1 di salah 1 PTN. Dan kisah masa kecil itu kan slalu teringat sampai kapanpun ...
Terima kasih buat teman2 yang udah ngebaca tulisan aku. Kalau ada salah kata mohon di maafkan.
Pengalaman Diganggu Kuntilanak Di Rumah Baru
Hai saya Bayu Maulana dari Gombong. Aku punya pengalaman diganggu kuntilanak di rumah baru.
Hari itu gua baru pindah ke Kebumen. Di rumah gua yang baru emang cukup mewah tapi kondisinya agak menyeramkan apalagi disaat malam hari. Malam pertama di rumah baru ku barang2 masih berantakan dan aku sedang jaga rumah sendirian, karena orang tua ku lagi pergi ke rumah saudara untuk meminta bantuan nyiapin selametan besok malam.
Saat itu aku lihat jam sudah jam 10 dan ortu ku belum balik, dan karena takut aku memutuskan untuk tidur. Saat sedang tidur aku terbangun, dan saat melihat jam sudah pukul 02 malam dan orang tua ku belum pulang. Karena aku gelisah menunggu ortu ku aku memutuskan untuk twitter'an lewat HP.
Saat sedang OL'an tiba2 pintu depanku di ketuk. Aku mengira itu ortu ku, dan saat buka pintu ternyata tidak ada siapa2 dan saat itu aku merasakan perasaan tidak enak dan cepat2 aku tutup pintu. Saat aku ingin ke kamarku lagi tiba2 pintuku diketuk lagi dan aku sangat takut untuk membuka pintu, tapi aku takut jika itu orangtuaku dan akan memarahiku jika tidak membuka pintu.
Saat pintu kubuka tiba2 angin berhembus di pundakku dan membuat ku merinding, tapi tidak ada seorangpun didepan rumah dan aku pun langsung membanting dan mengunci pintu, dan lari terbirit-birit ke kamarku. Selang 10 menit pintuku diketuk lagi untuk ketiga kalinya dan aku semakin takut untuk membuka pintu. Tapi tiba2 ada suara "ibuku" yang memanggil "Bayu2 cepat bukakan pintu", tapi suara ini sangat datar. Meskipun begitu aku tidak begitu menghiraukan suaranya dan aku langsung menuju pintu dan ketika kubuka pintu memang benar ada "ibuku", tapi wajah "ibuku" sangat pucat. Dan akupun langsung menutup pintu dan kembali ke kamar dengan santai.
Tapi ketika aku baru menutup pintu kamar, hp ku bergetar dan di layar hp ku tertulis my mother. Aku pun langsung merinding karena "ibuku" sudah masuk kamarnya, dan aku angkat telepon itu lalu ibu ku langsung bilang lewat handphone "Bayu ibu gak bisa pulang malam ini, ibu nginep soalnya sudah kemaleman", mendengar kata2 itu aku langsung lari ke tempat tidur.
Tapi pintu kamarku diketuk dan aku tidak bisa berpikir apa2. Saat itu aku bagaikan orang idiot yang hanya diam, dan pintu kamarku terbuka perlahan dan aku semakin keringet dingin sehingga aku semakin terdiam dan ku coba membaca doa tapi saking paniknya aku malah membaca doa mau buka puasa. Dan kulihat Mrs.kuntilanak sedang melayang mendekatiku dengan taring yang tajam dan wajah mengerikan bagaikan ingin menerkamku.
Dan saat sedang panik2nya aku mengeluarkan kata LAA ILLAHAILLAULAH dan kuntilanak itu pun langsung hilang dan akhirnya aku bisa membaca ayat kursi dan syahadat. Sampai pagi aku tidak bisa tidur dan aku hanya membaca doa-doa yang ku hapal berulang-ulang karena ku takut tu setan dateng lagi.
Sekitar jam 7 pagi aku keluar dari rumah sambil membaca doa karena masih takut. Setelah di gerbang aku melihat bapak2 lagi senam pagi dan langsung kutanya perihal rumah ini dan katanya rumah ini pernah menjadi tempat bekas bunuh diri seorang wanita. Dia bunuh diri karena diceraikan suaminya dan aku semakin ngeri saja masuk rumah ini. Setelah ortu ku pulang aku langsung cerita kejadian semalam dan ortu ku hanya tertawa mendengar ceritaku. Dan saat selametan aku ikutan mengaji dan sampai detik ini tidak pernah ada kejadian lagi.
Maaf kalau agak bertele-tele dan terlalu panjang. Semoga para pembaca ngasih comment terhadap ceritaku.
Hari itu gua baru pindah ke Kebumen. Di rumah gua yang baru emang cukup mewah tapi kondisinya agak menyeramkan apalagi disaat malam hari. Malam pertama di rumah baru ku barang2 masih berantakan dan aku sedang jaga rumah sendirian, karena orang tua ku lagi pergi ke rumah saudara untuk meminta bantuan nyiapin selametan besok malam.
Saat itu aku lihat jam sudah jam 10 dan ortu ku belum balik, dan karena takut aku memutuskan untuk tidur. Saat sedang tidur aku terbangun, dan saat melihat jam sudah pukul 02 malam dan orang tua ku belum pulang. Karena aku gelisah menunggu ortu ku aku memutuskan untuk twitter'an lewat HP.
Saat sedang OL'an tiba2 pintu depanku di ketuk. Aku mengira itu ortu ku, dan saat buka pintu ternyata tidak ada siapa2 dan saat itu aku merasakan perasaan tidak enak dan cepat2 aku tutup pintu. Saat aku ingin ke kamarku lagi tiba2 pintuku diketuk lagi dan aku sangat takut untuk membuka pintu, tapi aku takut jika itu orangtuaku dan akan memarahiku jika tidak membuka pintu.
Saat pintu kubuka tiba2 angin berhembus di pundakku dan membuat ku merinding, tapi tidak ada seorangpun didepan rumah dan aku pun langsung membanting dan mengunci pintu, dan lari terbirit-birit ke kamarku. Selang 10 menit pintuku diketuk lagi untuk ketiga kalinya dan aku semakin takut untuk membuka pintu. Tapi tiba2 ada suara "ibuku" yang memanggil "Bayu2 cepat bukakan pintu", tapi suara ini sangat datar. Meskipun begitu aku tidak begitu menghiraukan suaranya dan aku langsung menuju pintu dan ketika kubuka pintu memang benar ada "ibuku", tapi wajah "ibuku" sangat pucat. Dan akupun langsung menutup pintu dan kembali ke kamar dengan santai.
Tapi ketika aku baru menutup pintu kamar, hp ku bergetar dan di layar hp ku tertulis my mother. Aku pun langsung merinding karena "ibuku" sudah masuk kamarnya, dan aku angkat telepon itu lalu ibu ku langsung bilang lewat handphone "Bayu ibu gak bisa pulang malam ini, ibu nginep soalnya sudah kemaleman", mendengar kata2 itu aku langsung lari ke tempat tidur.
Tapi pintu kamarku diketuk dan aku tidak bisa berpikir apa2. Saat itu aku bagaikan orang idiot yang hanya diam, dan pintu kamarku terbuka perlahan dan aku semakin keringet dingin sehingga aku semakin terdiam dan ku coba membaca doa tapi saking paniknya aku malah membaca doa mau buka puasa. Dan kulihat Mrs.kuntilanak sedang melayang mendekatiku dengan taring yang tajam dan wajah mengerikan bagaikan ingin menerkamku.
Dan saat sedang panik2nya aku mengeluarkan kata LAA ILLAHAILLAULAH dan kuntilanak itu pun langsung hilang dan akhirnya aku bisa membaca ayat kursi dan syahadat. Sampai pagi aku tidak bisa tidur dan aku hanya membaca doa-doa yang ku hapal berulang-ulang karena ku takut tu setan dateng lagi.
Sekitar jam 7 pagi aku keluar dari rumah sambil membaca doa karena masih takut. Setelah di gerbang aku melihat bapak2 lagi senam pagi dan langsung kutanya perihal rumah ini dan katanya rumah ini pernah menjadi tempat bekas bunuh diri seorang wanita. Dia bunuh diri karena diceraikan suaminya dan aku semakin ngeri saja masuk rumah ini. Setelah ortu ku pulang aku langsung cerita kejadian semalam dan ortu ku hanya tertawa mendengar ceritaku. Dan saat selametan aku ikutan mengaji dan sampai detik ini tidak pernah ada kejadian lagi.
Maaf kalau agak bertele-tele dan terlalu panjang. Semoga para pembaca ngasih comment terhadap ceritaku.
Buka Bareng Dengan-NYA
Gua pengen sedikit berbagi disini. To the point, waktu itu gua masih sekolah SMP kelas 3. Kelas gua ngadain acara buka bareng di sekolah. Semua anak cowo janjian dateng ke sekolah jam 4 sore, soalnya kita mau pada main bola sebelum buka.
Jam 4 teng kita pun bermain bola di lapangan sekolah. Semuanya kelihatan semangat, karena sudah lama banget kita gak maen bola sore-sore gara2 bulan puasa. Di sela2 kesemangatan dan keasyikan kita bermain bola, salah satu teman gua nendang keras banget ke arah "ruang karawitan". Tahu yang pecah kaca jendela ruang karawitan, gak ada satupun dari temen gua yang mau kesana buat ambil bola. Karena mereka tahu, gua gak percaya "hal mistis" ( peace ^_^ ), ya akhirnya gua yang disuruh ambil. Karena gua masih ngebet main bola gua bilang "Ok, gua pergi ke ruang karawitan".
Gua liat pintunya terkunci, trus emang kaca jendelanya pecah sampe buat jatuh gong yang ada di depan jendela. Karena gua males ambil kunci ke penjaga sekolah, gua dobrak deh :p (dont try it at home). Trus gua ambil bola itu, lalu gua tendang ke arah temen-temen gua.
Ga kerasa hari sudah hampir magrib. Adzan berkumandang, kolak pisang siap di hadang. K.O kolaknya, kita ke mesjid buat shalat magrib sebelum menghajar menu utama. Selesai magrib, semua kembali ke tempat dapet makan, doa bareng. Kebeneran gua dapet tempat duduk di paling ujung. Ga ada yang berani duduk di sana, karena dari sana jelas banget ruang karawitan itu terlihat -.-" terpaksa gua lagi deh. Di suapan ke dua, tiba-tiba bulu kuduk merinding, anehnya, kenapa cuman di bagian sebelah kiri doang?
Spontan gua liat ke arah kiri gua. Sekejap gua liat kesana, depan pintu ruang karawitan kayaknya gua liat sesuatu. Penasaran, gua coba perjelas ke arah pintu ruang karawitan, karena lampu disana kuning, watt nya kecil pula -.-
Setelah gua coba perjelas nampaknya kayak... :/, orang yang lagi berdiri munggungin, rambutnya panjang, gitu aja karena gua cuman ngeliat itu. Kayak udara panas yang ada di sekitar api, tipis banget. Selang gua ngamatin, temen depan gua nanya "Lu liat juga Djeii?". Gua kira cuman gua aja yang liat, ternyata anak2 semua pada liat! damn :/. Guru gua yang ikut buka bareng himbau, "Dia gak bakalan ganggu kita kalau kita gak ganggu dia". Serentak himbauan itu buat kita semakin "wahh". Kita putusin buat udahin buka bareng.
Gua coba buat liat ke arah pintu karawitan lagi, ternyata masih ada T_T. kita cepet2 beresin makanan trus saling salam-salaman sambil sama-sama baca "Sallawllah alla' wasallam, sallawllah alla' muhammad..." kenceng banget, dengan harapan tuh mahluk denger :p
Sambil salam-salam yang mencekam, gua lihat lagi ke arah pintu ruang karawitan, dan sekarang gua liat dia nengok ke arah kita :'/ oh God
Karena gua liat, bagian yang gua anggap kepala dengan rambut panjang hitam itu sedikit2 jadi putih! kayak muka yang nengok T_T Gua spontan tereak !! trus semuanya (termasuk ibu guru :/) lari terbirit-birit menuju gerbang sekolah.
Gua ga taw entah itu " mrs.kunkun", atau "tanteu sund", or apapun itu. Yang jelas gua gak percaya akan adanya hantu, itu cuman JIN yang ganggu kita lewat pikiran, because, exactly, Allah SWT cuman ciptain : malaikat, jin dan manusia. So gak ada yang namanya hantu. Maka buat kita para manusia yang punya akal pikiran gak terbatas, stop berpikiran negative. Karena semua berasal dari pikiran kita (suggesti). keyy ;) thanks.
Sorry kalau ada kata2 yg gak berkenan di hati. I just try to share =] dan semua ini adalah kisah nyata.
Jam 4 teng kita pun bermain bola di lapangan sekolah. Semuanya kelihatan semangat, karena sudah lama banget kita gak maen bola sore-sore gara2 bulan puasa. Di sela2 kesemangatan dan keasyikan kita bermain bola, salah satu teman gua nendang keras banget ke arah "ruang karawitan". Tahu yang pecah kaca jendela ruang karawitan, gak ada satupun dari temen gua yang mau kesana buat ambil bola. Karena mereka tahu, gua gak percaya "hal mistis" ( peace ^_^ ), ya akhirnya gua yang disuruh ambil. Karena gua masih ngebet main bola gua bilang "Ok, gua pergi ke ruang karawitan".
Gua liat pintunya terkunci, trus emang kaca jendelanya pecah sampe buat jatuh gong yang ada di depan jendela. Karena gua males ambil kunci ke penjaga sekolah, gua dobrak deh :p (dont try it at home). Trus gua ambil bola itu, lalu gua tendang ke arah temen-temen gua.
Ga kerasa hari sudah hampir magrib. Adzan berkumandang, kolak pisang siap di hadang. K.O kolaknya, kita ke mesjid buat shalat magrib sebelum menghajar menu utama. Selesai magrib, semua kembali ke tempat dapet makan, doa bareng. Kebeneran gua dapet tempat duduk di paling ujung. Ga ada yang berani duduk di sana, karena dari sana jelas banget ruang karawitan itu terlihat -.-" terpaksa gua lagi deh. Di suapan ke dua, tiba-tiba bulu kuduk merinding, anehnya, kenapa cuman di bagian sebelah kiri doang?
Spontan gua liat ke arah kiri gua. Sekejap gua liat kesana, depan pintu ruang karawitan kayaknya gua liat sesuatu. Penasaran, gua coba perjelas ke arah pintu ruang karawitan, karena lampu disana kuning, watt nya kecil pula -.-
Setelah gua coba perjelas nampaknya kayak... :/, orang yang lagi berdiri munggungin, rambutnya panjang, gitu aja karena gua cuman ngeliat itu. Kayak udara panas yang ada di sekitar api, tipis banget. Selang gua ngamatin, temen depan gua nanya "Lu liat juga Djeii?". Gua kira cuman gua aja yang liat, ternyata anak2 semua pada liat! damn :/. Guru gua yang ikut buka bareng himbau, "Dia gak bakalan ganggu kita kalau kita gak ganggu dia". Serentak himbauan itu buat kita semakin "wahh". Kita putusin buat udahin buka bareng.
Gua coba buat liat ke arah pintu karawitan lagi, ternyata masih ada T_T. kita cepet2 beresin makanan trus saling salam-salaman sambil sama-sama baca "Sallawllah alla' wasallam, sallawllah alla' muhammad..." kenceng banget, dengan harapan tuh mahluk denger :p
Sambil salam-salam yang mencekam, gua lihat lagi ke arah pintu ruang karawitan, dan sekarang gua liat dia nengok ke arah kita :'/ oh God
Karena gua liat, bagian yang gua anggap kepala dengan rambut panjang hitam itu sedikit2 jadi putih! kayak muka yang nengok T_T Gua spontan tereak !! trus semuanya (termasuk ibu guru :/) lari terbirit-birit menuju gerbang sekolah.
Gua ga taw entah itu " mrs.kunkun", atau "tanteu sund", or apapun itu. Yang jelas gua gak percaya akan adanya hantu, itu cuman JIN yang ganggu kita lewat pikiran, because, exactly, Allah SWT cuman ciptain : malaikat, jin dan manusia. So gak ada yang namanya hantu. Maka buat kita para manusia yang punya akal pikiran gak terbatas, stop berpikiran negative. Karena semua berasal dari pikiran kita (suggesti). keyy ;) thanks.
Sorry kalau ada kata2 yg gak berkenan di hati. I just try to share =] dan semua ini adalah kisah nyata.
Liburan Ke Pantai parangtritis
Heylo!! kenalin namaku jurik (lho kok? enggak dung xD nama samaran).
Ceritanya dulu pas tanggal 16 Mei 2004 aku berinisiatif untuk berlibur ke Pantai Selatan Yogyakarta. Nggak tau kenapa kok aku mau-maunya kesana, aku juga melibatkan keluargaku. Nggak tau kenapa lagi-lagi aku milih hotel (serem) yang rada kotor, gak tau pengaruh apa ya?
Hotel tersebut terlihat mengerikan, kotor, bau, jijik, dll. Aku sekamar sama adik-ku yang berumur 12 tahun, ya, dia orangnya rada penakut. Dulu aja masuk kamar mandi lha dia minta dianterin. Keluargaku berjumlah 4 orang (ayah, ibu, adek, aku... ya ibu-bapak lha sekamar, masa aku sekamar -.-).
Singkat cerita, aku tidur disebelah tembok. Di tembok otomatis ada jendela, terus lagi-lagi jendelanya menghadap langsung ke Pantai. Kalo nggak salah jam 21:00 aku tidur dengan nyenyak. Sekitar jam 24:00 aku bangun, tepat kulihat ke jendela, ada ibu-ibu di tengah laut lepas... rasanya mau ngompol... Trus ade aku tanya "Kak, lagi ngapain liat jendela? ada apa?" kata adekku tiba-tiba. Dengan gagap aku menjawap "Eemm, emm ii,,, ittuuu... itu addda hanntu ..." dengan merindiing sambil pengen ngompol xP. Aku sembunyi dibalik selimut, terus, setelah rada siuman aku buka, "WAAAAAAAAA!!!!!!!" akupun tereak-tereak . soalnya aku liat ada ibu-ibu itu didepan aku.
Nggak tau pingsan atau ketiduran besoknya aku diomelin soalnya bikin kasur bau amis dan basah, ternyata aku ngompol. Nggak tau kenapa, aku langsung ceritain semua kejadian itu sampe ngos-ngosan. Akupun dan keluarga keluar hotel. Pas keluar... Jideng! banyak orang disana, kenapa? katanya disana pas malam keluar cahaya hijau yang membuat silau, terus pada nyamperin keluargaku, katanya itu hotel udah lama nggak ditempatin, dan karyawannya adalah -.- *****!
Sekian aja lah dari saya, maaf jika penulisan cerita kurang bagus, dan kalo ada dibilang gaje maaf aja tapi ini cerita asli.
Ceritanya dulu pas tanggal 16 Mei 2004 aku berinisiatif untuk berlibur ke Pantai Selatan Yogyakarta. Nggak tau kenapa kok aku mau-maunya kesana, aku juga melibatkan keluargaku. Nggak tau kenapa lagi-lagi aku milih hotel (serem) yang rada kotor, gak tau pengaruh apa ya?
Hotel tersebut terlihat mengerikan, kotor, bau, jijik, dll. Aku sekamar sama adik-ku yang berumur 12 tahun, ya, dia orangnya rada penakut. Dulu aja masuk kamar mandi lha dia minta dianterin. Keluargaku berjumlah 4 orang (ayah, ibu, adek, aku... ya ibu-bapak lha sekamar, masa aku sekamar -.-).
Singkat cerita, aku tidur disebelah tembok. Di tembok otomatis ada jendela, terus lagi-lagi jendelanya menghadap langsung ke Pantai. Kalo nggak salah jam 21:00 aku tidur dengan nyenyak. Sekitar jam 24:00 aku bangun, tepat kulihat ke jendela, ada ibu-ibu di tengah laut lepas... rasanya mau ngompol... Trus ade aku tanya "Kak, lagi ngapain liat jendela? ada apa?" kata adekku tiba-tiba. Dengan gagap aku menjawap "Eemm, emm ii,,, ittuuu... itu addda hanntu ..." dengan merindiing sambil pengen ngompol xP. Aku sembunyi dibalik selimut, terus, setelah rada siuman aku buka, "WAAAAAAAAA!!!!!!!" akupun tereak-tereak . soalnya aku liat ada ibu-ibu itu didepan aku.
Nggak tau pingsan atau ketiduran besoknya aku diomelin soalnya bikin kasur bau amis dan basah, ternyata aku ngompol. Nggak tau kenapa, aku langsung ceritain semua kejadian itu sampe ngos-ngosan. Akupun dan keluarga keluar hotel. Pas keluar... Jideng! banyak orang disana, kenapa? katanya disana pas malam keluar cahaya hijau yang membuat silau, terus pada nyamperin keluargaku, katanya itu hotel udah lama nggak ditempatin, dan karyawannya adalah -.- *****!
Sekian aja lah dari saya, maaf jika penulisan cerita kurang bagus, dan kalo ada dibilang gaje maaf aja tapi ini cerita asli.
Selasa, 21 Juni 2011
Gara-gara Ngomong Kasar
Temen-temen, q mau cerita ni...
Ni pengalaman yang gak akan q lupain, moga jadi pelajaran buat kalian ya....
Jadi kejadian ni tepatnya tahun 2006, waktu aq lagi ikut lomba Survival se-Kabupaten Jepara. Saat itu kami menempuh perjalanan sejauh 15 km, tanpa dibekali makanan yang cukup. Sangga kami terdiri dari 10 orang putra dan 10 orang putri. Kebetulan, saat itu aq jadi pimpinan sangga. Saat itu hari udah gelap, seluruh peserta survival mendirikan tenda di sebuah lapangan tepatnya di sebuah desa, sebut saja Desa X. Kata orang, lapangan tersebut terkenal angker. Dengan sisa2 tenaga dan perut yang keroncongan kami mendirikan tenda. Aq saat itu sedang memasang pasak pada tenda, tetapi pasak itu tidak bisa menancap ke tanah, karena tanahnya sangat keras. Berulang kali kami coba tetapi tetap saja susah. Karena kesal aq nyeletuk... "Aduh... tanah kok kerasnya kayak begini.....!". Tak berapa lama, tendapun berdiri. Kami semua masuk ke tenda untuk istirahat. Setelah semua masuk, tiba2 teman2q pada ambruk, semuanya sakit, padahal awalnya mereka sehat2 saja. Aq sebagai pimpinan sangat bingung. Dari 10 sangga putri yang tidak sakit cuma 2 dan aq salah satunya. Tak berapa lama, salah satu timq, tepatnya adik kelasq yang sedang sakit itu menggeram-geram, matanya terpejam rapat, dan kakinya menendang-nendang apa saja yang ada disitu, kami semua ketakutan. Temen2 q yang cowok memegangi adik kelasku itu, tapi tenaganya sangat kuat, dua orang temen cowokq tak kuat menahannya. Tiba-tiba adik kelasq yang pintar hal2 mistik, sebut saja namanya Arif berkata "Rasanya ada yang gak beres kak.. si Ana kesurupan!". Arif berusaha mengajak komunikasi makhluk yang merasuki Ana. "Apa ada salah satu diantara kalian yang berbuat sesuatu yang bikin penghuni sini gak berkenan..?", kata Arif kembali. Mendengar itu, aq teringat kata2q tadi. "Aduh.. tanah kok kerasnya kayak gini..!". Aq merasa bersalah, secara refleks aku berkata. "Ya udah, aku yang salah... Aq minta maaf..". Mendengar perkataan itu Ana yang sedari tadi memejamkan mata langsung membuka matanya, dan geramannya agak menghalus. "Ya udah sekarang maumu apa, kami meninggalkan sini...?", kata arif lagi. Ana mengangguk. "Tapi kamu harus janji keluar dari badan temenq ya....?". Ana kembali mengangguk. "Ayo kak... sekarang kita pindah dari sini!". Seketika itu Ana berhenti menggeram, lalu kemudian pingsan.
Setelah kami memindah tenda kami, ajaib, semua temenq yang tadinya sakit sembuh seketika, seperti tidak pernah terjadi apa2. Dari pengalaman itu, aq mengambil hikmah, jangan pernah ngomong sembarangan di tempat yang masih asing buat kita. Karena kita gak pernah tahu kalo sebenarnya ada yang tidak berkenan dengan perbuatan kita tersebut. Jagalah kesopanan dimanapun kita berada. Meski itu di hutan sekalipun.
Ma kasih ya...dah mau baca
Ni pengalaman yang gak akan q lupain, moga jadi pelajaran buat kalian ya....
Jadi kejadian ni tepatnya tahun 2006, waktu aq lagi ikut lomba Survival se-Kabupaten Jepara. Saat itu kami menempuh perjalanan sejauh 15 km, tanpa dibekali makanan yang cukup. Sangga kami terdiri dari 10 orang putra dan 10 orang putri. Kebetulan, saat itu aq jadi pimpinan sangga. Saat itu hari udah gelap, seluruh peserta survival mendirikan tenda di sebuah lapangan tepatnya di sebuah desa, sebut saja Desa X. Kata orang, lapangan tersebut terkenal angker. Dengan sisa2 tenaga dan perut yang keroncongan kami mendirikan tenda. Aq saat itu sedang memasang pasak pada tenda, tetapi pasak itu tidak bisa menancap ke tanah, karena tanahnya sangat keras. Berulang kali kami coba tetapi tetap saja susah. Karena kesal aq nyeletuk... "Aduh... tanah kok kerasnya kayak begini.....!". Tak berapa lama, tendapun berdiri. Kami semua masuk ke tenda untuk istirahat. Setelah semua masuk, tiba2 teman2q pada ambruk, semuanya sakit, padahal awalnya mereka sehat2 saja. Aq sebagai pimpinan sangat bingung. Dari 10 sangga putri yang tidak sakit cuma 2 dan aq salah satunya. Tak berapa lama, salah satu timq, tepatnya adik kelasq yang sedang sakit itu menggeram-geram, matanya terpejam rapat, dan kakinya menendang-nendang apa saja yang ada disitu, kami semua ketakutan. Temen2 q yang cowok memegangi adik kelasku itu, tapi tenaganya sangat kuat, dua orang temen cowokq tak kuat menahannya. Tiba-tiba adik kelasq yang pintar hal2 mistik, sebut saja namanya Arif berkata "Rasanya ada yang gak beres kak.. si Ana kesurupan!". Arif berusaha mengajak komunikasi makhluk yang merasuki Ana. "Apa ada salah satu diantara kalian yang berbuat sesuatu yang bikin penghuni sini gak berkenan..?", kata Arif kembali. Mendengar itu, aq teringat kata2q tadi. "Aduh.. tanah kok kerasnya kayak gini..!". Aq merasa bersalah, secara refleks aku berkata. "Ya udah, aku yang salah... Aq minta maaf..". Mendengar perkataan itu Ana yang sedari tadi memejamkan mata langsung membuka matanya, dan geramannya agak menghalus. "Ya udah sekarang maumu apa, kami meninggalkan sini...?", kata arif lagi. Ana mengangguk. "Tapi kamu harus janji keluar dari badan temenq ya....?". Ana kembali mengangguk. "Ayo kak... sekarang kita pindah dari sini!". Seketika itu Ana berhenti menggeram, lalu kemudian pingsan.
Setelah kami memindah tenda kami, ajaib, semua temenq yang tadinya sakit sembuh seketika, seperti tidak pernah terjadi apa2. Dari pengalaman itu, aq mengambil hikmah, jangan pernah ngomong sembarangan di tempat yang masih asing buat kita. Karena kita gak pernah tahu kalo sebenarnya ada yang tidak berkenan dengan perbuatan kita tersebut. Jagalah kesopanan dimanapun kita berada. Meski itu di hutan sekalipun.
Ma kasih ya...dah mau baca
Pocong Di Rumah Gua
Kali ini Q banyak pengalaman misteri karena semakin sering melihat dan merasakan adanya penampakan, seiring dengan bertambahnya umurku maka bertambah pula penampakan yg sering gw liat, padahal gw sbnarnya gak mo liat kayak gituan coz gak enak banget diliat, tapi mo gimana lagi coz dulu pernah ikut bokap gw buat nguasain ilmu buat ngelindungin diri dari hal-hal ghoib seperti kiriman santet or apalah namanya. Bokap gw gak mo klo kejadian kayak nyokap gw terulang lagi. Satu-satu aja gw critain.
Waktu itu kebetulan terjadi pas puasa Ramadhan pada tahun 2007, Saat itu dach jadi kebiasaan gw, adik gw yg besar dan tingginya hampir sama kayak gw ma temen gw nongkrong dirumah gw sampe larut malem. Lah buat ngehabisin waktu sambil nunggu panggilan sahur (makan sebelum memulai puasa besoknya) kita nongkrong di teras rumah gw, kebetulan di situ ada sofa dan satu kursi kayu, cukup lah klo buat nampung temen2 gw saat ngumpul rame2 dirumah gw. Tapi sering kursi kayu ga pernah didudukin pada saat ngumpul, entah knapa yach gw gak tau. Rata2 temen-temen gw lebih suka duduk di sofa tsb. Waktu nongkrong gw ga lupa tuk nyiapin rokok beberapa pak karena emang anak-anak mulutnya kayak asbak smua, 1 pak aja bisa abis cuman dalam waktu 1,5 jam ma kopi 2 gelas. Biar gak bored kita crita yg macem-macem mulai dari saat2 masih duduk di bangku SMA or apa pokoknya hal-hal yg menyangkut tentang cewek, tawuran or apalah... Entah knapa tiba2 topik pembicaraan kok ganti ke penampakan pocong, gw ikut aja crita bahwa pocong tuh bisa menjadi besar bahkan seukuran rumah tingkat dua. Pas lagi seru2nya crita tentang kemampuan pocong entah knapa tiba2 hawa berubah menjadi dingin banget, trus jalan didepan rumah sepi banget hampir gak ada orang lewat, biasanya di depan rumah gw klo masih belum jam 2 pagi masih belum sepi benar, maklum banyak anak kost yg pulang malem-malem kan klo abis nongkrong atau apalah. Tapi waktu itu klo gak salah jam 12 malem dan malem Jum'at apa gw lupa. Dan ga da suara apapun selain suara gw, adek gw, ma temen gw.
Saat enak2nya crita tiba2 temen gw bilang, Eh lo cium gak bau wangi, entah ya knapa kok tiba2 tercium bau wangi melati, padahal klo gw pikir diskitar gw ga da yg nanam bunga melati, entah itu tetangga gw, or bokap gw. Gak cuman temen gw ma gw yg nyium ternyata adek gw juga nyium, dan yg gak disangka adek gw liat dari pot yg dipake bokap gw tuk nanem bunga seperti gelombang cinta kluar asap warna putih, klo gw pikir jarak sofa yg gw ma anak2 dudukin agak jauh dari tuh pot. Gak mungkin lah asap rokok bisa kayak gitu (kecuali klo sebelumnya ada yg iseng niupin asap ke pot tsb). Setelah adek gw bilang ada asap yg kluar, gw kliatan sekilas ada sosok putih yg kluar dari asap dan menuju ke gang kecil di rumah gw yg pernah gw kencingin dan ketemu suster ngesot yg mukanya ancur banget (pernah gw critain sebelumnya). Gw cuman bisa bilang, "Anjing, ada yg datang..!". lalu anak2 nanya apa yg datang, gw bilang tuh ada si putih di lompongan barusan kluar dari pot. padahal udah merinding gak karuan kayak gini adek gw malah penasaran mo liat ke gang kecil tsb. Maklum sampai umur 19 dy lom pernah liat penampakan sekalipun, makanya dy bener2 penasaran pingin tau mukanya. Waktu adek gw liat ke dalam gang kecil tsb, Busyet dach gw cuman bisa diam, ma terasa ngeri saat liat tuh sosok berhadapan muka ma adek gw dengan jarak cuman sekitar 20 centi pas didepan muka adek gw. Entah kenapa cuman gw yg liat sedangkan adek ma temen gw ga bisa liat.. Tapi adek gw bilang waktu liat ke gang kecil tadi kok bulu kuduknya berdiri smua, malah lebih serasa lebih dahsyat dari sewaktu sih putih tadi kluar. Sampai saat ini bayangan penampakan tuh pocong bener2 gak bisa gw lupain mukanya hitam seperti abis terbakar ma ada darah yg kluar dari mata dan kulit mukanya, tingginya sekitar 2 meteran, dan pas liat adek gw pocong tersebut agak menunduk sambil melototin adek gw dengan matanya yg merah seperti menyala, trus abis itu adek gw duduk di sofa yg kebetulan deket ma kursi kayu yg slalu kosong. Lalu tuh pocong liat gw dengan ekspresi seperti marah karena matanya melotot, dan dia duduk di kursi kayu yg kosong tersebut sambil ngliatin gw, mungkin pocong tsb tau bahwa cuman gw doank yg bisa liat dy. Karena perasaan takut, ngeri, ma terasa ga tenang karena terus2an diliatin, gw berusaha tuk baca ayat kursi ma bacaan yg dikasih bokap gw dalam hati tuk ngusir makhluk kayak gituan, tetapi waktu pas ditengah-tengah knapa smuanya bisa lupa, hampir gak da yg inget tengahnya, adek gw ma temen gw bilang kok smakin merinding aja ya, dan gw gak bisa bilang apa-apa seolah-olah mulut gw terkunci, ma badan gak bisa digerakin, mo ambil rokok aja gak bisa palagi mo kabur, tetapi untungnya dalam hati gw bilang, "Maafin kami, kami ga bermaksud ganggu kok, jadi tolong pergilah!" berulang-ulang dan ternyata setelah agak lama sekitar 20 menitan dy duduk di kursi akhirnya dy pergi. Lalu gw critain smuanya ke anak2 dan akhirnya adek gw bilang "Pantas aja napa kok gw bener2 merinding abis..!", dan gw jawab "Ya iyalah, orang tuh pocong duduk disebelah Lo dari tadi!". Lalu dy bilang "Napa ga bilang dari tadi?", langsung aja gw bales "Lo kira gw bego apa, klo gw bilang otomatis kalian bakal kabur duluan n bakal ninggal gw sendirian disini!". Tapi gw gak bilang klo saat itu badan gw bener2 kaku n ga bisa digerakin, klo mereka sampai tau wah image gw bakal jelek. Lalu setelah tuh Pocong pergi kita langsung ganti topik pembicaraan, dan gak terasa saat sahur dach tiba. Dan tanpa dikomandi lagi, temen gw pulang dan gw ma adek gw masuk kerumah tuk sahur langsung tidur. Tapi entah kenapa sampai pagi gw ga bisa tidur, takut klo tuh pocong datang lagi.
Waktu gw tanyain ke adek gw paginya, ternyata dy juga ga bisa tidur sama kayak gw. Lalu gw tanyain ke bokap gw perihal tadi malam. Dan bokap gw bilang "Makanya waktunya orang tidur ga usah begadang apalagi crita soal penampakan dan sgala macamnya, klo gak bisa tidur sholat sana!". Trus gw tanyain tuh Pocong kok datang kerumah dan jawaban bokap gw enteng banget. Dy bilang klo tuh pocong dateng gara2 gw undang dengan crita tentang pocong. Kata bokap gw klo crita tentang begituan secara gak langsung orang yg crita tuh ngundang makhluk yg diceritain tadi.
Sampai disini dulu ya, masih ada crita laen yg gak kalah serunya ma gak kalah seremnya dibanding crita ne... Masalahnya temen gw gak kapok klo crita tentang makhluk halus. Iya emang dy gak bisa liat, gw yg bisa liat...
Smua ini crita beneran dan bukan rekayasa sekalipun karena crita yg gw critain ini adalah pengalaman gw selama ini dan tak ada kebohongan sedikitpun, klo gak percaya banyak saksi hidup (temen2 gw yg pernah diganggu, ma makhluk halus) gara-gara crita aneh2 klo gi ngumpul yg bisa kalian tanyain bener pa ga crita gw.
Tungguin aja crita gw berikutnya yg lebih serem lagi gara2 temen gw yg rese' bgt
Waktu itu kebetulan terjadi pas puasa Ramadhan pada tahun 2007, Saat itu dach jadi kebiasaan gw, adik gw yg besar dan tingginya hampir sama kayak gw ma temen gw nongkrong dirumah gw sampe larut malem. Lah buat ngehabisin waktu sambil nunggu panggilan sahur (makan sebelum memulai puasa besoknya) kita nongkrong di teras rumah gw, kebetulan di situ ada sofa dan satu kursi kayu, cukup lah klo buat nampung temen2 gw saat ngumpul rame2 dirumah gw. Tapi sering kursi kayu ga pernah didudukin pada saat ngumpul, entah knapa yach gw gak tau. Rata2 temen-temen gw lebih suka duduk di sofa tsb. Waktu nongkrong gw ga lupa tuk nyiapin rokok beberapa pak karena emang anak-anak mulutnya kayak asbak smua, 1 pak aja bisa abis cuman dalam waktu 1,5 jam ma kopi 2 gelas. Biar gak bored kita crita yg macem-macem mulai dari saat2 masih duduk di bangku SMA or apa pokoknya hal-hal yg menyangkut tentang cewek, tawuran or apalah... Entah knapa tiba2 topik pembicaraan kok ganti ke penampakan pocong, gw ikut aja crita bahwa pocong tuh bisa menjadi besar bahkan seukuran rumah tingkat dua. Pas lagi seru2nya crita tentang kemampuan pocong entah knapa tiba2 hawa berubah menjadi dingin banget, trus jalan didepan rumah sepi banget hampir gak ada orang lewat, biasanya di depan rumah gw klo masih belum jam 2 pagi masih belum sepi benar, maklum banyak anak kost yg pulang malem-malem kan klo abis nongkrong atau apalah. Tapi waktu itu klo gak salah jam 12 malem dan malem Jum'at apa gw lupa. Dan ga da suara apapun selain suara gw, adek gw, ma temen gw.
Saat enak2nya crita tiba2 temen gw bilang, Eh lo cium gak bau wangi, entah ya knapa kok tiba2 tercium bau wangi melati, padahal klo gw pikir diskitar gw ga da yg nanam bunga melati, entah itu tetangga gw, or bokap gw. Gak cuman temen gw ma gw yg nyium ternyata adek gw juga nyium, dan yg gak disangka adek gw liat dari pot yg dipake bokap gw tuk nanem bunga seperti gelombang cinta kluar asap warna putih, klo gw pikir jarak sofa yg gw ma anak2 dudukin agak jauh dari tuh pot. Gak mungkin lah asap rokok bisa kayak gitu (kecuali klo sebelumnya ada yg iseng niupin asap ke pot tsb). Setelah adek gw bilang ada asap yg kluar, gw kliatan sekilas ada sosok putih yg kluar dari asap dan menuju ke gang kecil di rumah gw yg pernah gw kencingin dan ketemu suster ngesot yg mukanya ancur banget (pernah gw critain sebelumnya). Gw cuman bisa bilang, "Anjing, ada yg datang..!". lalu anak2 nanya apa yg datang, gw bilang tuh ada si putih di lompongan barusan kluar dari pot. padahal udah merinding gak karuan kayak gini adek gw malah penasaran mo liat ke gang kecil tsb. Maklum sampai umur 19 dy lom pernah liat penampakan sekalipun, makanya dy bener2 penasaran pingin tau mukanya. Waktu adek gw liat ke dalam gang kecil tsb, Busyet dach gw cuman bisa diam, ma terasa ngeri saat liat tuh sosok berhadapan muka ma adek gw dengan jarak cuman sekitar 20 centi pas didepan muka adek gw. Entah kenapa cuman gw yg liat sedangkan adek ma temen gw ga bisa liat.. Tapi adek gw bilang waktu liat ke gang kecil tadi kok bulu kuduknya berdiri smua, malah lebih serasa lebih dahsyat dari sewaktu sih putih tadi kluar. Sampai saat ini bayangan penampakan tuh pocong bener2 gak bisa gw lupain mukanya hitam seperti abis terbakar ma ada darah yg kluar dari mata dan kulit mukanya, tingginya sekitar 2 meteran, dan pas liat adek gw pocong tersebut agak menunduk sambil melototin adek gw dengan matanya yg merah seperti menyala, trus abis itu adek gw duduk di sofa yg kebetulan deket ma kursi kayu yg slalu kosong. Lalu tuh pocong liat gw dengan ekspresi seperti marah karena matanya melotot, dan dia duduk di kursi kayu yg kosong tersebut sambil ngliatin gw, mungkin pocong tsb tau bahwa cuman gw doank yg bisa liat dy. Karena perasaan takut, ngeri, ma terasa ga tenang karena terus2an diliatin, gw berusaha tuk baca ayat kursi ma bacaan yg dikasih bokap gw dalam hati tuk ngusir makhluk kayak gituan, tetapi waktu pas ditengah-tengah knapa smuanya bisa lupa, hampir gak da yg inget tengahnya, adek gw ma temen gw bilang kok smakin merinding aja ya, dan gw gak bisa bilang apa-apa seolah-olah mulut gw terkunci, ma badan gak bisa digerakin, mo ambil rokok aja gak bisa palagi mo kabur, tetapi untungnya dalam hati gw bilang, "Maafin kami, kami ga bermaksud ganggu kok, jadi tolong pergilah!" berulang-ulang dan ternyata setelah agak lama sekitar 20 menitan dy duduk di kursi akhirnya dy pergi. Lalu gw critain smuanya ke anak2 dan akhirnya adek gw bilang "Pantas aja napa kok gw bener2 merinding abis..!", dan gw jawab "Ya iyalah, orang tuh pocong duduk disebelah Lo dari tadi!". Lalu dy bilang "Napa ga bilang dari tadi?", langsung aja gw bales "Lo kira gw bego apa, klo gw bilang otomatis kalian bakal kabur duluan n bakal ninggal gw sendirian disini!". Tapi gw gak bilang klo saat itu badan gw bener2 kaku n ga bisa digerakin, klo mereka sampai tau wah image gw bakal jelek. Lalu setelah tuh Pocong pergi kita langsung ganti topik pembicaraan, dan gak terasa saat sahur dach tiba. Dan tanpa dikomandi lagi, temen gw pulang dan gw ma adek gw masuk kerumah tuk sahur langsung tidur. Tapi entah kenapa sampai pagi gw ga bisa tidur, takut klo tuh pocong datang lagi.
Waktu gw tanyain ke adek gw paginya, ternyata dy juga ga bisa tidur sama kayak gw. Lalu gw tanyain ke bokap gw perihal tadi malam. Dan bokap gw bilang "Makanya waktunya orang tidur ga usah begadang apalagi crita soal penampakan dan sgala macamnya, klo gak bisa tidur sholat sana!". Trus gw tanyain tuh Pocong kok datang kerumah dan jawaban bokap gw enteng banget. Dy bilang klo tuh pocong dateng gara2 gw undang dengan crita tentang pocong. Kata bokap gw klo crita tentang begituan secara gak langsung orang yg crita tuh ngundang makhluk yg diceritain tadi.
Sampai disini dulu ya, masih ada crita laen yg gak kalah serunya ma gak kalah seremnya dibanding crita ne... Masalahnya temen gw gak kapok klo crita tentang makhluk halus. Iya emang dy gak bisa liat, gw yg bisa liat...
Smua ini crita beneran dan bukan rekayasa sekalipun karena crita yg gw critain ini adalah pengalaman gw selama ini dan tak ada kebohongan sedikitpun, klo gak percaya banyak saksi hidup (temen2 gw yg pernah diganggu, ma makhluk halus) gara-gara crita aneh2 klo gi ngumpul yg bisa kalian tanyain bener pa ga crita gw.
Tungguin aja crita gw berikutnya yg lebih serem lagi gara2 temen gw yg rese' bgt
Kuntilanak Penunggu Gudang
nama saya Hanhan. Saya orang baru disini, saya sudah sering mengalami banyak hal2 gaib. Ini salah satu kisah yang mungkin anda minat untuk membacanya. Sebenarnya di lantai 2 rumah saya terdapat gudang yang jarang dimasuki. Di gudang tersebut terdapat jendela sehingga para tetangga kami dapat melihat gudang tersebut. Banyak tetangga saya yang mengaku sering melihat penampakan seorang atau sesuatu yang tidak lain adalah kuntilanak di gudang saya. Awalnya saya tidak percaya karena belum pernah merlihatnya, namun akhirnya saya percaya ketika suatu hari mama saya sedang merapikan gudang tersebut pada saat malam sekitar pukul 8 malam. Namun saya dan kakak saya heran karena tidak ada suara mama saya lagi. Ketika kami naik ke atas, kami melihat mama saya sedang duduk dengan terkelungkup. Saya memanggilnya berkali-kali tetapi tidak dijawab. Tiba2 mama saya tertawa dengan keras layaknya kuntilanak sedang tertawa. NAHHH LOOOOOOOOHHHH!!!!!!!!! Gila, ketawanya seram banget. Untung papa saya pulang, papa saya ini sebenarnya berpengalaman dalam hal2 gaib maka karena ketakutan saya dan kakak saya mundur beberapa langkah sementara papa saya yang mengusir itu setan. Seketika langsung mama saya pingsan dan di belakangnya ada sesuatu yang saya tak akan ingin melihatnya lagi, "KUNTILANAK" dengan muka pucat dan rambutnya sampai menyentuh lantai. Astaganaga, saya ingin berteriak tapi rasanya mulut saya terkunci, lalu kuntilanak itu pergi dengan terbang meninggalkan kami. Parahnya sekarang kunti itu tak hanya ada di gudang kami sekarang. Setiap jam 2 malam pasti ia ada di lantai 1 tempat kami tidur. Karena kejadian ini sudah agak lama jadi kami sudah tidak terlalu takut lagi. Usul punya asal, asal punya usul ternyata kompleks tempat kami tinggal ini dahulunya dibangun diatas kuburan.Tak hanya rumah kami saja. Rumah tetangga kami bahkan ada yang lebih parah seperti salah satu tetangga saya yng letaknya tak jauh dari rumah kami menemukan sebuah tangan yang keluar dari dalam lantai rumahnya dan masih banyak lagi. Tapi belakangan ini saya sering mengalami kejadian2 aneh, tapi apa boleh buat. Nanti saya akan kirimkan cerita yang lebih seram lagi ya.Tolong agar cerita ini dimuat ya.
Perawat Jaga Ruang UGD? Sepertinya Bukan
Kenalkan, aku Wahyu. Ini postingan pertamaku. Pengalaman misteri ini kudapatkan saat praktik profesi keperawatan di ruang UGD salah satu puskesmas di kabupaten Malang.
Ini adalah hari pertamaku berdinas di puskesmas ini dan kebetulan aku berdinas malam bersama salah seorang teman sekelompok. Aku datang lebih awal, dan setelah memberikan operan tugas kepadaku di ruang UGD, teman-teman yang dinas sore akhirnya pulang. Mereka juga berpesan bahwa perawat ruang UGD yang dinas sore sudah pulang, tapi yang dinas malam belum datang. Jadi kalau nanti ada pasien, aku diminta berkoordinasi dengan bidan jaga. Karena di puskesmas ini unit yang tetap buka selama 24 jam adalah ruang UGD dan kamar bersalin.
Saat menyimpan tas dan jaket di loker yang berada di aula puskesmas yang kebetulan bersebelahan dengan ruang UGD, terdengar suara dering telepon dari kamar bersalin. Bidan jaga melambaikan tangannya padaku. Aku berlalu mendekatinya. Beliau bertanya apakah perawat UGD sudah datang, kugelengkan kepalaku. Aku kembali ke aula saat beliau meletakkan gagang telepon.
Kuputuskan untuk duduk di kursi plastik dekat loker sambil menunggu temanku. Jam tanganku menunjukkan jam 9.20 saat dia berjalan setengah berlari menghampiriku dan membungkukkan badan meminta maaf. Jari telunjukku menunjuk loker di belakangku. Dizka paham dan langsung menyimpan barang-barangnya di sana.
Tak lama setelah itu, Dizka masuk ke ruang UGD. Aku tidak buru-buru ikut karena masih membalas pesan singkat. Saat sedang berkonsentrasi menekan tombol di ponsel, lamat-lamat kudengarkan temanku itu seolah-olah sedang mengobrol dengan seseorang di dalam ruang UGD. Kutolehkan kepalaku ke belakang mencari sumber suara. Posisi meja perawat yang berada dekat dengan pintu masuk dari aula dan menghadap bed pasien mengijinkanku melihat Dizka yang tengah menghadap ke meja dan mengangguk-anggukkan kepalanya. Meja perawat tersebut juga tertutup tirai terlipat, jadi aku tidak bisa melihat lawan bicaranya.
Aku seketika mengernyitkan dahi karena penasaran bercampur heran. Perlahan kuturunkan kepalaku mendekati lantai. Kupusatkan perhatian mengintip kolong meja dari bagian bawah tirai yang menggantung 30cm di atas lantai untuk sekedar meyakinkan diri bahwa memang ada orang yang duduk di belakang meja. Jantungku seolah berhenti sejenak saat yang kutemukan hanya ruang kosong gelap di bawah meja.
Kubetulkan posisi dudukku saat Dizka menghampiriku. "Ibu perawatnya aneh banget sih? Aku minta maaf gak digubris", Dizka menjelaskan kondisinya. Aku mengernyitkan dan mengangkat kedua alisku sambil memasang tampang prihatin, "Diz, perawatnya belom datang".
Seketika mata Dizka terbelalak mendengar responku. Dia perlahan menoleh ke belakang. Dengan langkah perlahan dia menggamit tanganku masuk ke ruang UGD. Sepi. Kami beringsut ke ruang tidur petugas, juga kosong. Di depan ruang UGD pun demikian, tidak ada orang sama sekali.
Dengan muka pucat Dizka bertanya hampir berbisik, "Terus gue barusan ngomong sama sapa, Yu?"
Ini adalah hari pertamaku berdinas di puskesmas ini dan kebetulan aku berdinas malam bersama salah seorang teman sekelompok. Aku datang lebih awal, dan setelah memberikan operan tugas kepadaku di ruang UGD, teman-teman yang dinas sore akhirnya pulang. Mereka juga berpesan bahwa perawat ruang UGD yang dinas sore sudah pulang, tapi yang dinas malam belum datang. Jadi kalau nanti ada pasien, aku diminta berkoordinasi dengan bidan jaga. Karena di puskesmas ini unit yang tetap buka selama 24 jam adalah ruang UGD dan kamar bersalin.
Saat menyimpan tas dan jaket di loker yang berada di aula puskesmas yang kebetulan bersebelahan dengan ruang UGD, terdengar suara dering telepon dari kamar bersalin. Bidan jaga melambaikan tangannya padaku. Aku berlalu mendekatinya. Beliau bertanya apakah perawat UGD sudah datang, kugelengkan kepalaku. Aku kembali ke aula saat beliau meletakkan gagang telepon.
Kuputuskan untuk duduk di kursi plastik dekat loker sambil menunggu temanku. Jam tanganku menunjukkan jam 9.20 saat dia berjalan setengah berlari menghampiriku dan membungkukkan badan meminta maaf. Jari telunjukku menunjuk loker di belakangku. Dizka paham dan langsung menyimpan barang-barangnya di sana.
Tak lama setelah itu, Dizka masuk ke ruang UGD. Aku tidak buru-buru ikut karena masih membalas pesan singkat. Saat sedang berkonsentrasi menekan tombol di ponsel, lamat-lamat kudengarkan temanku itu seolah-olah sedang mengobrol dengan seseorang di dalam ruang UGD. Kutolehkan kepalaku ke belakang mencari sumber suara. Posisi meja perawat yang berada dekat dengan pintu masuk dari aula dan menghadap bed pasien mengijinkanku melihat Dizka yang tengah menghadap ke meja dan mengangguk-anggukkan kepalanya. Meja perawat tersebut juga tertutup tirai terlipat, jadi aku tidak bisa melihat lawan bicaranya.
Aku seketika mengernyitkan dahi karena penasaran bercampur heran. Perlahan kuturunkan kepalaku mendekati lantai. Kupusatkan perhatian mengintip kolong meja dari bagian bawah tirai yang menggantung 30cm di atas lantai untuk sekedar meyakinkan diri bahwa memang ada orang yang duduk di belakang meja. Jantungku seolah berhenti sejenak saat yang kutemukan hanya ruang kosong gelap di bawah meja.
Kubetulkan posisi dudukku saat Dizka menghampiriku. "Ibu perawatnya aneh banget sih? Aku minta maaf gak digubris", Dizka menjelaskan kondisinya. Aku mengernyitkan dan mengangkat kedua alisku sambil memasang tampang prihatin, "Diz, perawatnya belom datang".
Seketika mata Dizka terbelalak mendengar responku. Dia perlahan menoleh ke belakang. Dengan langkah perlahan dia menggamit tanganku masuk ke ruang UGD. Sepi. Kami beringsut ke ruang tidur petugas, juga kosong. Di depan ruang UGD pun demikian, tidak ada orang sama sekali.
Dengan muka pucat Dizka bertanya hampir berbisik, "Terus gue barusan ngomong sama sapa, Yu?"
Pastur Kepala Buntung
melihat penampakan hantu dengan sosok pastur tanpa kepala yang menenteng kepalanya sendiri. Menurut pengakuan masyarakat sekitar, pastur kepala buntung (julukan yang diberikan oleh masyarakat sekitar) ini mencari makamnya yang terletak di unit Kristen di pemakaman Tanah Kusir Jakarta. Pengalaman Supri ini menjadi kisah yang terkenal di daerah Jakarta. Jika Anda ingin melihat sendiri hantu Jeruk Purut berwujud pastur ini datanglah ke Tempat Pemakaman ini pada malam Jumat dengan jumlah pengunjung ganjil (satu, tiga, lima, dan seterusnya).
Cerita lainnya, ada dua orang pemuda yang pulang dari suatu acara. Kebetulan di jalan pulang mereka harus melewati daerah Jeruk Purut. Salah satu dari pemuda ini meremehkan tentang cerita hantu Jeruk Purut. Ketika melewati daerah Jeruk Purut, tiba-tiba mobil mereka mogok dan lampu mobil menyala dengan sendiri. Ketika mereka memutuskan untuk masuk ke dalam mobil, mereka melihat penampakan hantu pastur kepala buntung. Secara tiba-tiba mobil mereka bisa menyala kembali, namun anehnya tidak bisa di gas. Padahal spedometernya telah menunjuk angka maksimal. Setelah hantu itu menghilang barulah mereka dapat membawa mobil tersebut. Anehnya, mobil itu berjalan dengan sangat pelan. Untuk mencapai rumah mereka, dibutuhkan waktu sampai fajar menjelang.
Sosok pastur kepala buntung adalah sosok hantu paling terkenal di Jakarta. Penasaran dengan foto hantu ini? Sampai saat ini banyak orang yang mengaku memiliki foto hantu pastur kepala buntung, namun tidak satu pun yang dapat di dipastikan bahwa foto tersebut adalah asli.
Cerita lainnya, ada dua orang pemuda yang pulang dari suatu acara. Kebetulan di jalan pulang mereka harus melewati daerah Jeruk Purut. Salah satu dari pemuda ini meremehkan tentang cerita hantu Jeruk Purut. Ketika melewati daerah Jeruk Purut, tiba-tiba mobil mereka mogok dan lampu mobil menyala dengan sendiri. Ketika mereka memutuskan untuk masuk ke dalam mobil, mereka melihat penampakan hantu pastur kepala buntung. Secara tiba-tiba mobil mereka bisa menyala kembali, namun anehnya tidak bisa di gas. Padahal spedometernya telah menunjuk angka maksimal. Setelah hantu itu menghilang barulah mereka dapat membawa mobil tersebut. Anehnya, mobil itu berjalan dengan sangat pelan. Untuk mencapai rumah mereka, dibutuhkan waktu sampai fajar menjelang.
Sosok pastur kepala buntung adalah sosok hantu paling terkenal di Jakarta. Penasaran dengan foto hantu ini? Sampai saat ini banyak orang yang mengaku memiliki foto hantu pastur kepala buntung, namun tidak satu pun yang dapat di dipastikan bahwa foto tersebut adalah asli.
Pohon Kuntilanak
Haloo semuanya..
Namaku Liya, gw punya cerita serem nih tentang kuntilanak...
Gini ceritanya, hari itu di skull gw ngadain CPD alias Camping Pendidikan Dasar di daerah Nagrek Garut.. Kita semua pada naik mobil tentara gitu, kebayanglah sekelas digabungin disitu belum lagi sama barang-barang bawaan kita sumpek bgt.. Akhirnya kita sampai di Nagrek, mulailah kita ngeluarin barang-barang dan masangin tenda, untung ada anak cowo jadi gak repot-repot bgt.. Tiba-tiba temen gw yang namanya "D" nemuin koran bekas yang tergeletak disana. Niatnya sih mau dipake buat alas duduk,tapi kita malah tertarik untuk membaca koran itu.. Alhasil ternyata isinya "Penampakan Hantu Kuntilanak di pohon yang terletak di Nagrek Garut Jawa Barat berikut dengan fotonya". Gila kita semua langsung merinding dan ternyata foto pohon itu tepat berada di belakang tenda kita.. Kontan semua pada masuk tenda dan ngebakar koran itu.. Malam pun tiba cuaca tak mendukung hujan gerimis pun datang.. semua tenda basah dan pak guru menginstruksikan kita pindah ke masjid yang kebetulan agak jauh dari tempat tenda kita, kita pun bergotong-royong memindahkan tempat.. Gw ma temen gw namanya "S" kebelet pengen buang air kecil, kita pun nekat ke kamar mandi dan hanya ditemenin senter doank.. Alangkah kagetnya ternyata dipinggir kamar mandi itu ada kuburan yang menjejer banyak bgt.. Akhirnya gw ma S balik lagi sambil lari-lari.. Sesampainya di masjid kita tidur, tiba-tiba ada tangan yang noel pinggang gw, gw pikir itu temen gw tapi pas gw tanya ternyata dia gak ngaku.. Gw langsung memejamkan mata walaupun sebenernya gw gak tidur.. Tau-tau temen gw namanya T minta anter ke tempat perkemahan soalnya selimutnya ketinggalan. Dengan terpaksa gw nganterin karena kasian juga dia gemeteran kedinginan.. Waktu nyampe sana tiba-tiba suara kereta api terdengar di pegunungan tapi kereta pun tak nampakkan wujudnya dan tiba-tiba ada suara orang minta tolong..Tanpa berpikir panjang Gw ma T ngacir dan balik lagi ke Masjid itu.. Keesokkan harinya gw cerita ma pak guru dan dia bilang kalau hantu itu suka ngegangguin orang yang lagi menstruasi dan emank pada saat itu hari pertama gw menstruasi.. Walah... walah...
Namaku Liya, gw punya cerita serem nih tentang kuntilanak...
Gini ceritanya, hari itu di skull gw ngadain CPD alias Camping Pendidikan Dasar di daerah Nagrek Garut.. Kita semua pada naik mobil tentara gitu, kebayanglah sekelas digabungin disitu belum lagi sama barang-barang bawaan kita sumpek bgt.. Akhirnya kita sampai di Nagrek, mulailah kita ngeluarin barang-barang dan masangin tenda, untung ada anak cowo jadi gak repot-repot bgt.. Tiba-tiba temen gw yang namanya "D" nemuin koran bekas yang tergeletak disana. Niatnya sih mau dipake buat alas duduk,tapi kita malah tertarik untuk membaca koran itu.. Alhasil ternyata isinya "Penampakan Hantu Kuntilanak di pohon yang terletak di Nagrek Garut Jawa Barat berikut dengan fotonya". Gila kita semua langsung merinding dan ternyata foto pohon itu tepat berada di belakang tenda kita.. Kontan semua pada masuk tenda dan ngebakar koran itu.. Malam pun tiba cuaca tak mendukung hujan gerimis pun datang.. semua tenda basah dan pak guru menginstruksikan kita pindah ke masjid yang kebetulan agak jauh dari tempat tenda kita, kita pun bergotong-royong memindahkan tempat.. Gw ma temen gw namanya "S" kebelet pengen buang air kecil, kita pun nekat ke kamar mandi dan hanya ditemenin senter doank.. Alangkah kagetnya ternyata dipinggir kamar mandi itu ada kuburan yang menjejer banyak bgt.. Akhirnya gw ma S balik lagi sambil lari-lari.. Sesampainya di masjid kita tidur, tiba-tiba ada tangan yang noel pinggang gw, gw pikir itu temen gw tapi pas gw tanya ternyata dia gak ngaku.. Gw langsung memejamkan mata walaupun sebenernya gw gak tidur.. Tau-tau temen gw namanya T minta anter ke tempat perkemahan soalnya selimutnya ketinggalan. Dengan terpaksa gw nganterin karena kasian juga dia gemeteran kedinginan.. Waktu nyampe sana tiba-tiba suara kereta api terdengar di pegunungan tapi kereta pun tak nampakkan wujudnya dan tiba-tiba ada suara orang minta tolong..Tanpa berpikir panjang Gw ma T ngacir dan balik lagi ke Masjid itu.. Keesokkan harinya gw cerita ma pak guru dan dia bilang kalau hantu itu suka ngegangguin orang yang lagi menstruasi dan emank pada saat itu hari pertama gw menstruasi.. Walah... walah...
Suara-suara Aneh
Hi, Gw Ira, punya cerita aneh nih, kejadian ini sudah 2 tahun yang lalu. Ceritanya setiap hari sabtu sore seusai pulang sekolah gw kerumah bibi gw di daerah Cisaat Sukabumi JaBar, tepatnya di perumahan. Karena gw pulang sekolah jam 16.00, gw baru bisa berangkat ke rumah bibi jam 17.00 karena harus bawa baju ke kosan dulu, karena perumahan itu tidak di pinggir jalan, makanya gw harus naik ojek lagi, dan perumahan bibi gw itu melewati kuburan. Kira-kira pas azan magrib gw baru sampe rumah bibi. Singkat cerita malemnya gw tidur sendirian di kamar sepupu gw, biasanya sih berdua dengan sepupu gw. Sekitar jam 23.30 gw denger ada suara aneh, suara itu seperti suara orang yang memain-mainkan meja, meja yang di pukul-pukul, tuk-tuk-tuk-tuk suara itu berirama seperti yang sudah di atur. di pikir-pikir suara orang ngeronda, bukan. Ah sudahlah gw ga hiraukan, tapi suara itu hilang begitu saja, lalu gw tidur lagi, dan setiap gw terlelap tidur, lagi-lagi gw terbangunkan dengan suara itu. Gw berusaha tenang, walaupun ingin rasanya teriak dan lari ke kamar bibi. Sebisanya gw baca ayat-ayat Alqur'an yang gw hapal. Suara itu hilang lagi, gw tidur lagi, dan kejadian itu terus berulang sampai kurang lebih gw bangun 7 kali gara-gara itu. Akhirnya pagi tiba juga, gw ga berani bilang yang terjadi semalem, gw cumn tanya ke bibi gw, apakah semalem ada yang ronda jam 23.30 pas gw pertama kali denger suara itu, dan bibi gw jawab, pos ronda di ujung sana walaupun ada yang ronda keliling itu cuman satu kali saja jam 21.00. Wahh.. berarti siapa yang ganggu gw semaleman sampe gw ga bisa nyenyak tidur?? Hari minggu sore gw balik ke kosan gw di anter paman dan bibi gw, malem harinya setelah shalat magrib gw cerita sama temen kost gw namanya Fitri. Gw ceritain kejadian semalem ada suara aneh dan yang paling gw aneh ketika gw selesai menceritakan kejadian itu, kami terdiam sejenak dan mendengarkan ada suara dari arah depan, kami cari suara apa itu tapi ga ketemu dari mana arah suara itu. Setiap kami menunjuk ke asal suara, suaranya terus berpindah pindah, dan gw bilang ke Fitri, suara itu seperti yang gw denger semalem. Kami langsung teriak dan lari ke ibu kost, kami ceritain ke ibu kost dan akhirnya kami tidur di rumah ibu kost. Keesokan harinya ibu kost kami membacakan doa dan menyirami sekeliling kostan kami dengan air yang telah diberi doa, malemnya kami tidur dengan tenang dan ibu kost berpesan jika ada kejadian aneh yang baru menimpa jangan langsung di ceritakan, takutnya "mereka" akan mengikuti kita. Iiih seyemmm... udah dulu yah... thanks.
Hantu Kepala Tanpa Badan
Pengalaman ini kejadian sekitar saya kelas 6 SD. Bermula saat saya lagi bermain bersama teman-teman sebaya saya. Pada siang hari sekitar jam 11 siang saya main ke area Cakra Jakarta Barat (pasti kalian tau di mana tempatnya). Di tempat saya bermain, kata orang sekitar itu adalah tempat syuting misteri gunung berapi, di sana saya dan teman2 saya bisa menemukan batu2'n yang terbuat dari gabus yang di warnai dengan warna abu2. Di area sekitar cakra saya bermain sebagaimana anak2 main seperti biasanya. Berjalan2 tidak jelas arah tujuannya, yang penting saya bersama teman2 saya mengelilingi area tersebut.
Saat zuhur pun tiba, saya beristirahat di sekitar area syuting. Pada saat itu, temen saya yang bernama PK(di samarkan) ber inisiatif ingin memetik buah nangka yang ada di pohon area sekitar. Tanpa basa-basi temen saya PK langsung memanjat pohon tersebut sampai ke tempat buah nangka berbuah. Saya & tmn yang lain "PK udah jatuhin aja nangkanya kebawah, nanti kita pungutin". PK "iya-iya, tunggu bentar susah di potong batang buahnya". Akhirnya buah nangka tersebut jatuh ke tanah, setelah terjatuh saya berinisiatif mengambil buah tersebut.
Tak di sangka ketika saya ambil buah tersebut, saya menggenggam sebuah rambut, dan nangka tersebut berubah menjadi SEPOTONG KEPALA, saya berteriak "KEPALAAAA" dan temen2 saya yang berada di bawah, langsung lari meninggalkan pohon dan langsung pulang ke area rumah. Setelah sampai, temen saya baru ingat PK di tinggalkan di atas pohon sendirian. Sekitar 30 menit menunggu sambil istirahat, akhirnya PK pun pulang, PK berjalan tanpa mata berkedip, tanpa bicara, dengan mata yang melotot + muka yang pucat, lintas di hadapan saya dan temen saya yang lainnya.
Dengan rasa bersalah saya & temen saya langsung menuju rumah PK, orang tua PK mengatakan ke PK "Pulang Kamu" dengan suara yang lantang. sambil teriak2 PK akhirnya pingsan. warga sekitar melihat kejadian tersebut, dan orang tua saya dan orang tua temen saya yang lainnya ikut melihat, dan kami di suruh pulang ke rumah. Seperti yang di ceritakan orang tua saya, area cakra adalah tempat yang angker, di mana di sana terdapat gedung putih peninggalan belanda pada jaman perang.
Semenjak kejadian itu saya tidak pernah main lagi ke sana bersama teman saya yang lainnya sampai saat ini. Ketika sadar, ternyata area cakra sebagian sudah di bangun Komplek perumahan Casa Goya.
Saat zuhur pun tiba, saya beristirahat di sekitar area syuting. Pada saat itu, temen saya yang bernama PK(di samarkan) ber inisiatif ingin memetik buah nangka yang ada di pohon area sekitar. Tanpa basa-basi temen saya PK langsung memanjat pohon tersebut sampai ke tempat buah nangka berbuah. Saya & tmn yang lain "PK udah jatuhin aja nangkanya kebawah, nanti kita pungutin". PK "iya-iya, tunggu bentar susah di potong batang buahnya". Akhirnya buah nangka tersebut jatuh ke tanah, setelah terjatuh saya berinisiatif mengambil buah tersebut.
Tak di sangka ketika saya ambil buah tersebut, saya menggenggam sebuah rambut, dan nangka tersebut berubah menjadi SEPOTONG KEPALA, saya berteriak "KEPALAAAA" dan temen2 saya yang berada di bawah, langsung lari meninggalkan pohon dan langsung pulang ke area rumah. Setelah sampai, temen saya baru ingat PK di tinggalkan di atas pohon sendirian. Sekitar 30 menit menunggu sambil istirahat, akhirnya PK pun pulang, PK berjalan tanpa mata berkedip, tanpa bicara, dengan mata yang melotot + muka yang pucat, lintas di hadapan saya dan temen saya yang lainnya.
Dengan rasa bersalah saya & temen saya langsung menuju rumah PK, orang tua PK mengatakan ke PK "Pulang Kamu" dengan suara yang lantang. sambil teriak2 PK akhirnya pingsan. warga sekitar melihat kejadian tersebut, dan orang tua saya dan orang tua temen saya yang lainnya ikut melihat, dan kami di suruh pulang ke rumah. Seperti yang di ceritakan orang tua saya, area cakra adalah tempat yang angker, di mana di sana terdapat gedung putih peninggalan belanda pada jaman perang.
Semenjak kejadian itu saya tidak pernah main lagi ke sana bersama teman saya yang lainnya sampai saat ini. Ketika sadar, ternyata area cakra sebagian sudah di bangun Komplek perumahan Casa Goya.
Perubahan 2 Makhluk Halus Yang Gw Lihat
perkenalkan nama gw Ikhsan, kisah ini waktu gw masih SMP.
Tahun 2003 silam gw baru masuk SMP, pastinya di daerah Bandung. Di SMP gw milih Eskul Paskibra, klo di sana namanya Paradigma. Waktu itu ceritanya Paskibra mau ngadain CPL (Camping Pelantikan Latihan) dan kita semua wajib ikut, soalnya itu adalah supaya kita sah jadi anggota paskibra disana. Waktu itu awalnya kita kumpul di sekolah pukul 17.00 WIB. sesampainya di sekolah kita semua kumpul di lapangan untuk pembagian hantu (klo kita biasa nyebut dengan kelompok) dan pembagian ruangan untuk tidur. Gw kebagian jadi hantu satu dan di hantu satu cuma ada 6 orang cowo2 dan kita kebagian di kelas 2C, menurut kita itu kelas ngeri banget, coz gede sama poek alias ga ada lampuan dan kelompok hantu dua yaitu kelompok cowo2 satu lagi kebagian di kelas yang enak yaitu kelas 2A. Udah enak ada lampunya lagi dan terdiri dari 9 orang, dasaar.. hoho..
gak lama kemudian matahari mulai menyembunyikan dirinya dan tenggelam begitu saja dan malam pun telah tiba. Pukul 18.00 WIB Adzan Magrib pun berkumandang dan kitapun sholat di perpustakaan... kenapa?? soalnya masjid di SMP gw tuh blum jadi2 alias masih di bangun. Setelah solat magrib kita ngobrol2 sampe Isya... setelah itu sholat, dan setelah solat Isya selesai lalu kita kembali ke tepat kita masing2 untuk ngambil makan coz kita mau makan bareng aliaz diner di lapangan upacara. Sesampainya di kelas, perasaan gw mulai ga enak. Gw ngerasa ada orang yang ngeliatin kita semua, wah.. temen2 gw yang lain pun merinding semua dan mereka cepet2 keluar.. tapi gw belaga rilex aja biar ga keliatan takut, padahal di hate mah sien cuu... udah gitu gw pun keluar dan kita makan bersama. Setelah makan kita da gamez ma da ujian tes... di kelompok gw ada ujian tes yang soalnya kita semua harus ngitung kaki meja dan kursi di kelas 2E, 2F ma 2G.. itu adalah kelas yang paling ujung dan 3 kelas itu adalah kelas paling ya githo dech... klo kata orang pinter 3 kelas itu adalah perpaduan dunia mereka ma kita. Pas kita masuk kelas 2G, kelas terakhir kita masukin, gw dah merasa aneh.. kaya da orang yang ngelewat ma liatin kita... disitu gw kebagian nulis dan yang lain ngitung. Pas gw nulis tiba2 kaki gw ga bisa gerak dan ga tau kenapa, lalu gw nyuruh mereka semua utk cpt2 keluar. Disini gw masih belum bisa gerak sedangkan mereka semua dah keluar kelas. Beberapa menit kemudian kaki gw bisa gerak lagi dan gw pun cpt2 keluar dari tuh kelas dan akhirnya tugas pun selesai, kita semua lega. Waktu sudah menunjukan pukul 23.00 WIB dan tidak diduga pembimbing kita bilang klo kita masih ada satu tantangan lagi... disitu 50 orang termasuk gw anak Pakibra kaget.. dan tau apa tantanganya??? "UJI NYALI KEBERANIAN". Kita semua dipisah2, gw kebagian dilapangan upacara ada yang di kelas, dll. Dilapangan itu ada 20 orang dengan jarak berjauhan dan gw berada di pinggir atau deket lorong2. Setelah pembagian selesai, Uji Nyalipun dimulai... Disitu gw berdoa terus dan terus.. gak lama kemudian waktu menunjukan pukul 24.00 WIB. Disana hawa udah mulai dingin, bulu kudukpun mulai merinding ga berhenti dan tiba2 di lorong pas depan deket kelas 1E, gw ngeliat ada sebuah cahaya berbentuk bola kecil berwarna putih. Gw berpikir dan bilang di hati "Hah.. bukanya dilorong deket kelas 1E ga ada lampu.. tapi kok ini ada lampu?" ah .. disitu gw pikir EGP lah.. dan tidak lama kemudian dilorong sebelah pinggir gw.. gw ngerasa klo ada orang yang ngelempar batu ke gw, gw liat tapi ga ada siapa2, dan ga lama kemudian dilorong pinggir gw muncul cahaya merah terang, disitu gw kaget dan bilang "Astagfirullohaladzim", lalu gw berdoa lagi dan tiba2 gw liat ke depan lorong yang satunya lagi cahaya putih yang tadi bulet itu, tiba2 berubah.. awalnya cahaya itu berbentuk badan, kaki dan terakhir kepala. Setelah gw pikir2, cahaya itu berubah menjadi pocong dan dia ngeliatin gw. Lalu gw berdoa lagi, disitu gw takut dan tiba2 juga di lorong sebelah gw yang tadi ada cahaya merah, cahaya itupun lalu berubah bentuk dan menjelma menjadi kuntilanak. Disitu gw mulai ga kuat dan berkata, "Ya Allah.. tolong lindungilah hambamu ini karena sesungguhnya engkaulah yang menciptakan jin dan manusia.." dan anehnya mereka masih ada dan menjedog melihat gw terus... aduh... parah.. waktu menunjukan pukul 00.30 WIB. Ujian masih belum berakhir.. terakhir gw denger ada suara kaki ngelangkah dan mendekat ke arah gw... Subhanallah gw liat ke sekeliling ga ada siapa2 cm temen2 gw yang lagi pada nunduk dan ketakutan dan akhirya uji nyalipun selesai.. kitapun di suruh masuk ke ruangan masing2, dan anehnya makhluk2 yang gw liat tiba2 mereka semua hilang begitu saja. Tiba pembina gw ngomong "Buat hantu satu gabung dengan hantu dua untuk tidurnya" dan gw pun disitu seneng banget.. lalu kitapun tidu bersama di kelas 2A. Saat kita mau tidur, temen gw yang tidur di sebelah gw bilang.
Temen : San, cepet tidur..
Gw : Mank kenapa... gw masih blum mau tidur..
Temen : Itu ada pembimbing kita lagi ngeliatin kita di jendela...
Gw : Hah.. mana.. orang ga ada sapa2..?
Temen : Masa sich.. orang dia lagi ngeliatin kita.. ah tuh dah pergi..!
Disitu gw mikir siapa ya... orang ga ada siapa2. Wah gw mulai takut.. udah gitu gw langsung aja tidur.. dan akhirnya pagipun datang dan kitapun pulang... oh iya anak2 Primbon... masih inget ga yang tadi gw ceritain ada orang yang ngedeketin gw pas uji nyali.. dan ternyata temen gw bilang ke gw klo itu adalah seorang kakek-kakek yang lagi ngeliatin kita semua... gw percaya adanya mereka... yang penting kita jangan saling ganggu aza OK.. Thankz ya Primbon.. dah boleh nyampein pengalaman gw.
Ikhsan
enda_gibran@yahoo.co.id
Tahun 2003 silam gw baru masuk SMP, pastinya di daerah Bandung. Di SMP gw milih Eskul Paskibra, klo di sana namanya Paradigma. Waktu itu ceritanya Paskibra mau ngadain CPL (Camping Pelantikan Latihan) dan kita semua wajib ikut, soalnya itu adalah supaya kita sah jadi anggota paskibra disana. Waktu itu awalnya kita kumpul di sekolah pukul 17.00 WIB. sesampainya di sekolah kita semua kumpul di lapangan untuk pembagian hantu (klo kita biasa nyebut dengan kelompok) dan pembagian ruangan untuk tidur. Gw kebagian jadi hantu satu dan di hantu satu cuma ada 6 orang cowo2 dan kita kebagian di kelas 2C, menurut kita itu kelas ngeri banget, coz gede sama poek alias ga ada lampuan dan kelompok hantu dua yaitu kelompok cowo2 satu lagi kebagian di kelas yang enak yaitu kelas 2A. Udah enak ada lampunya lagi dan terdiri dari 9 orang, dasaar.. hoho..
gak lama kemudian matahari mulai menyembunyikan dirinya dan tenggelam begitu saja dan malam pun telah tiba. Pukul 18.00 WIB Adzan Magrib pun berkumandang dan kitapun sholat di perpustakaan... kenapa?? soalnya masjid di SMP gw tuh blum jadi2 alias masih di bangun. Setelah solat magrib kita ngobrol2 sampe Isya... setelah itu sholat, dan setelah solat Isya selesai lalu kita kembali ke tepat kita masing2 untuk ngambil makan coz kita mau makan bareng aliaz diner di lapangan upacara. Sesampainya di kelas, perasaan gw mulai ga enak. Gw ngerasa ada orang yang ngeliatin kita semua, wah.. temen2 gw yang lain pun merinding semua dan mereka cepet2 keluar.. tapi gw belaga rilex aja biar ga keliatan takut, padahal di hate mah sien cuu... udah gitu gw pun keluar dan kita makan bersama. Setelah makan kita da gamez ma da ujian tes... di kelompok gw ada ujian tes yang soalnya kita semua harus ngitung kaki meja dan kursi di kelas 2E, 2F ma 2G.. itu adalah kelas yang paling ujung dan 3 kelas itu adalah kelas paling ya githo dech... klo kata orang pinter 3 kelas itu adalah perpaduan dunia mereka ma kita. Pas kita masuk kelas 2G, kelas terakhir kita masukin, gw dah merasa aneh.. kaya da orang yang ngelewat ma liatin kita... disitu gw kebagian nulis dan yang lain ngitung. Pas gw nulis tiba2 kaki gw ga bisa gerak dan ga tau kenapa, lalu gw nyuruh mereka semua utk cpt2 keluar. Disini gw masih belum bisa gerak sedangkan mereka semua dah keluar kelas. Beberapa menit kemudian kaki gw bisa gerak lagi dan gw pun cpt2 keluar dari tuh kelas dan akhirnya tugas pun selesai, kita semua lega. Waktu sudah menunjukan pukul 23.00 WIB dan tidak diduga pembimbing kita bilang klo kita masih ada satu tantangan lagi... disitu 50 orang termasuk gw anak Pakibra kaget.. dan tau apa tantanganya??? "UJI NYALI KEBERANIAN". Kita semua dipisah2, gw kebagian dilapangan upacara ada yang di kelas, dll. Dilapangan itu ada 20 orang dengan jarak berjauhan dan gw berada di pinggir atau deket lorong2. Setelah pembagian selesai, Uji Nyalipun dimulai... Disitu gw berdoa terus dan terus.. gak lama kemudian waktu menunjukan pukul 24.00 WIB. Disana hawa udah mulai dingin, bulu kudukpun mulai merinding ga berhenti dan tiba2 di lorong pas depan deket kelas 1E, gw ngeliat ada sebuah cahaya berbentuk bola kecil berwarna putih. Gw berpikir dan bilang di hati "Hah.. bukanya dilorong deket kelas 1E ga ada lampu.. tapi kok ini ada lampu?" ah .. disitu gw pikir EGP lah.. dan tidak lama kemudian dilorong sebelah pinggir gw.. gw ngerasa klo ada orang yang ngelempar batu ke gw, gw liat tapi ga ada siapa2, dan ga lama kemudian dilorong pinggir gw muncul cahaya merah terang, disitu gw kaget dan bilang "Astagfirullohaladzim", lalu gw berdoa lagi dan tiba2 gw liat ke depan lorong yang satunya lagi cahaya putih yang tadi bulet itu, tiba2 berubah.. awalnya cahaya itu berbentuk badan, kaki dan terakhir kepala. Setelah gw pikir2, cahaya itu berubah menjadi pocong dan dia ngeliatin gw. Lalu gw berdoa lagi, disitu gw takut dan tiba2 juga di lorong sebelah gw yang tadi ada cahaya merah, cahaya itupun lalu berubah bentuk dan menjelma menjadi kuntilanak. Disitu gw mulai ga kuat dan berkata, "Ya Allah.. tolong lindungilah hambamu ini karena sesungguhnya engkaulah yang menciptakan jin dan manusia.." dan anehnya mereka masih ada dan menjedog melihat gw terus... aduh... parah.. waktu menunjukan pukul 00.30 WIB. Ujian masih belum berakhir.. terakhir gw denger ada suara kaki ngelangkah dan mendekat ke arah gw... Subhanallah gw liat ke sekeliling ga ada siapa2 cm temen2 gw yang lagi pada nunduk dan ketakutan dan akhirya uji nyalipun selesai.. kitapun di suruh masuk ke ruangan masing2, dan anehnya makhluk2 yang gw liat tiba2 mereka semua hilang begitu saja. Tiba pembina gw ngomong "Buat hantu satu gabung dengan hantu dua untuk tidurnya" dan gw pun disitu seneng banget.. lalu kitapun tidu bersama di kelas 2A. Saat kita mau tidur, temen gw yang tidur di sebelah gw bilang.
Temen : San, cepet tidur..
Gw : Mank kenapa... gw masih blum mau tidur..
Temen : Itu ada pembimbing kita lagi ngeliatin kita di jendela...
Gw : Hah.. mana.. orang ga ada sapa2..?
Temen : Masa sich.. orang dia lagi ngeliatin kita.. ah tuh dah pergi..!
Disitu gw mikir siapa ya... orang ga ada siapa2. Wah gw mulai takut.. udah gitu gw langsung aja tidur.. dan akhirnya pagipun datang dan kitapun pulang... oh iya anak2 Primbon... masih inget ga yang tadi gw ceritain ada orang yang ngedeketin gw pas uji nyali.. dan ternyata temen gw bilang ke gw klo itu adalah seorang kakek-kakek yang lagi ngeliatin kita semua... gw percaya adanya mereka... yang penting kita jangan saling ganggu aza OK.. Thankz ya Primbon.. dah boleh nyampein pengalaman gw.
Ikhsan
enda_gibran@yahoo.co.id